PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) akhirnya memberikan keputusan yang sama seperti keputusan KPU bahwa Partai Idaman milik Bang Haji Rhoma Irama tidak dapat mengikuti verifikasi untuk ikut dalam Pemilu mendatang. Namun demikian Bang Haji tidak usah terlalu sedih karena semifinal idaman akhirnya terjadi juga pada Liga Champion kali ini. Real Madrid dan Bayern Munchen akhirnya menyusul Liverpool dan AS Roma untuk membuat semifinal idaman untuk Bang Haji.
Lantas apakah Barcelona, Manchester City, Sevilla dan Juventus itu tidak pantas masuk semifinal idaman? Bukankah Barcelona dan Juventus itu adalah juga mantan juara LC? City adalah klub besar yang sudah hampir pasti menjuarai EPL, liga paling heboh sejagad. Jangan abaikan juga Sevilla, tiga kali juara berturut-turut Liga Eropa yang dulu dikenal sebagai UEFA Cup itu.
Mari kita uraikan penyebab 4 klub yang tersingkir tersebut tidak jadi masuk semifinal idaman seperti keinginan Bang Haji.
Petualangan Sevilla di LC kali ini tampak seperti "Raja kecil di kolam besar." Sejak di penyisihan grup mereka ini selalu dipandang sebelah mata. Ketika Sevilla berhasil menjungkalkan MU di perdelapan final, pencapaian mereka itu juga tidak dianggap spektakuler. Maklumlah MU dibawah arahan Mou itu memang terkenal memble dengan strategi parkir busnya.
Namun ketika berhadapan dengan Bayern Munchen di perempat final, anak-anak asuh Vicenzo Montela itu layak mendapat apresiasi. Setelah kalah dikandang sendiri dengan skor 1-2 Sevilla mampu kemudian menahan imbang Munchen 0-0 di Allianz Arena. Ketika menghadapi Sevilla di kandang sendiri Munchen bermain dengan sangat hati-hati dan cenderung pasif.
Musim depan sepertinya Sevilla akan kembali ke "kolam kecilnya," dan disana mereka adalah rajanya. Kalau Sevilla beruntung mereka akan bertemu dengan Arsenal (sekiranya Arsenal gagal menjadi juara Liga Eropa) untuk meramaikan kolam kecil itu... Sepertinya Sevilla perlu doping yang kuat kalau mereka ingin bermain lagi di Liga Champion lagi.
Manchester City sudah melakukan apa yang harus dilakukan pada LC kali ini. Statistik jelas menunjukkannya, dan tidak ada seorangpun yang meragukannya. City cuma bernasib apes, bertemu dengan Liverpool yang sedang "kasmaran." Trio penyerang Liverpool itu sangat buas musim ini. Trio lini tengah mereka juga semakin solid dan matang, sementara lini belakang semakin membaik. Jadi City memang apes saja nasibnya. Kalau City bertemu dengan klub lain, tentu ceritanya akan berbeda...
Juventus juga bernasib hampir sama dengan City. Tetapi memang ketika bermain di kandang, Juve teledor. Ketika itu Juve bermain seperti ketika mereka berhadapan dengan Hotspur. Juve mencari gol cepat dan berusaha setidaknya untuk mendapatkan poin satu di kandang sendiri. Tapi Juve apes, dan Madrid ketiban untung! Madrid menggelontor Juve dengan 3 buah gol. Padahal kemampuan Juve tidaklah dibawah Madrid!
Ketika bermain di kandang, Juve jelas salah strategi, sehingga membuat para pemain tidak bisa bermain lepas. Kemampuan Juve justru terlihat ketika bermain di Santiago Bernabeu. Apalagi Juve terinspirasi dengan kesuksesan Roma. Juve bermain lepas, nothing to lose sehingga mampu menghajar gawang Madrid dengan 3 buah gol. Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Dipenghujung waktu, sebuah gol kontroversial dari Ronaldo membuat Juve kemudian menangis bombay...
Lalu bagaimana cerita Barcelona? Setelah bermain apik di Camp Nou dengan melibas Roma 4-1, Barca datang ke Roma dengan penuh percaya diri. Sebenarnya penampilan Barca ketika di Camp Nou juga tidak terlalu istimewa. 2 buah gol bunuh diri dari de Rossi dan Manolas, menyamarkan kemenangan telak Barca tersebut. Kini Valverde sangat yakin kalau mereka sudah berada di semifinal.
Tetapi apa yang terjadi kemudian di stadion Olimpico sangat memilukan. Barca tampil tanpa gairah, tenaga dan determinasi! "Lelaki tanpa tenaga dan gairah sangat berbahaya" karena mereka akan cenderung kehilangan arah, konsentrasi dan irama permainan .... Tidak tampak goyang tiki-taka, tango, flamenco, ataupun "goyang bor" khas Catalan! Justru pemain-pemain Barca tampak bermain lamban, kaku dan lemah jiwa...
Sebaliknya para pemain Roma memainkan "tarian Tarantella menggunakan birama 3/8 atau 6/8" yang dimainkan dengan tempo tinggi yang menyengat bak bisa tarantula. Roma kemudian mendikte permainan, dan kemudian menghajar Barca dengan 3 sengatan gol. Entah apa yang terjadi, tidak ada seorangpun yang tahu penyebabnya, termasuk Valverde sendiri! Gairah jelas jadi pembeda hasil Roma dengan Barcelona!
***
Kisah-kisah yang terjadi pada babak perdelapan final dan perempat final kemarin itu bisa menjadi rujukan untuk menilai kualitas klub-klub peserta maupun hasil dari pertandingan itu sendiri. Babak perempat final berlangsung seru dengan prinsip jual beli. Tidak ada negative football ataupun parkir bus ala Mourinho. semua pertandingan berlangsung seru dan menegangkan.
Sebaliknya di perdelapan final sebagian pertandingan berlangsung menjemukan dengan adanya negative football terutama oleh Manchester United ketika berhadapan dengan Sevilla, Juventus ketika berhadapan dengan Hotspur dan Chelsea ketika berhadapan dengan Barcelona.
Lantas bagaimana dengan prediksi pertandingan semifinal idaman ini? Hasil undian terbaru, Bayern Munchen berhadapan dengan Real Madrid dan Liverpool berhadapan dengan AS Roma. Pertandingan dijamin akan berlangsung seru karena keempat tim ini akan bermain terbuka dengan permainan ofensif yang sudah mereka perlihatkan pada babak perempat final kemarin.
Semoga laga semifinal ini berlangsung lebih seru dari babak perempat final kemarin itu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H