Mohon tunggu...
Yafet Ronaldies
Yafet Ronaldies Mohon Tunggu... Freelancer - Human Mood-an

Ordinary Writer || Digital Writer || Freelance || Hobi makan || Enjoy Cook {Linke Ideologie}

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Para Capres Linglung Memilih Cawapres

26 Juni 2023   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2023   13:35 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tidak terasa pesta demokrasi, khususnya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang akan berlangsung tahun 2024. Saling merencakan taktik bahkan strategi jitu, demi untuk menduduki tahta sebagai Kepala Negara. Ada beberapa nama-nama besar yang sudah muncul di publik, terkait calon presiden. 

Bukan sekedear isu belaka, akan tetapi, koalisi-koalisi tiap partai politik sampai relawan sudah mendeklarasikan masing-masing jagoannya.
Nama-nama itu seperti Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta, yang dimana partai pengusungnya itu adalah Nasdem. Selanjutnya ada Ganjar Pranowo, beliau juga mantan Gubernur Jawa Tengah, partai pengusungnya yaitu dari PDIP. 

Sedangkan yang namanya digadang-gadang, akan tetapi belum secara sah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden adalah Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di koalisi Indonesia Maju, di bawah kepemimpinan Pak Jokowi. 

Kode-kode dari partai Gerindra, sudah jelas dan pastinya akan mendukung pak Prabowo maju lagi menjadi calon Presiden untuk yang ketiga kalinya. Bahkan relawan dari Jokowi Mania, yang diketuai oleh Ebenezer, sempat menyatakan arah nya kepada Pak Prabowo untuk maju sebagai calon Presiden.

Tidak lengkap rasanya ketika hanya membahas capres dalam pemilihan 2024 nantinya. Tentu saja yang menjadi sorotan dari lembaga-lembaga survei dan publik ialah calon wakil presiden, yang bakal mendamping para calon presiden nantinya. Tentu saja dari bakal calon wakil presiden, kandidatnya lebih banyak dari capres. 

Hal ini didukung dari elektabilitas nama-namanya masih sangat layak untuk menjadi cawapres. Para kandidat pun beragam latar belakang, yang muncul di lembaga survei. Ada dari latar belakang partai politik, independen, pengusaha, para pejabat yang masih menjabat di kepemerintahan saat ini dalam koalisi Indonesia Maju.

Dari literatur yang penulis baca serta lembaga-lembaga survei yang penulis amati, nama-nama besar itu antara lain seperti, Ridwan Kamil, Sandiana Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Prof. Mahmud MD, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, Andika Perkasa. Bahkan anak dari Pak Jokowi Gibran Rakabuming, sempat diisukan bakalan menjadi calon wakil presiden nantinya. 

Akan tetapi dari segi umur, Gibran sudah tidak masuk kualifikasi calon wakil presiden. Karena sesuai dengan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, batas usia minimun menjadi capres dan cawapres adalah berumur 40 tahun. Sedangkan saat ini Gibran Rakabuming masih berumur 35 tahun. Maybe, pemilu selanjutnya-selanjutnya Gibran bisa sebagai kandidat calon wakil presiden.

Semua bakal calon wakil presiden, yang penulis tuliskan di atas, semuanya sangat memungkinkan naik dalam bursa cawapres untuk mendampingi capres nantinya di 2024. Naik-turunnya elektabilitas masing-masing nama cawapres, itu dilihat dari kinerja, tingkah laku, bahkan postingan di sosial media. Dampaknya sangat berpengaruh. Kalau misalkan secara kinerja dan tingkah laku di publik, berjalan lancar dan bagus secara kinerja. 

Maka bisa dipastikan elektabilitasnya bakalan naik, akan tetapi jika nama-nama cawapres terjerat sebuah kasus, maka bisa dipastikan elektabiltasnya bakalan menurun drastis. Oleh karena itu di fase-fase sekarang para kandidat cawapres, alangkah lebih baiknya menjadi citra ke publik dengan baik, agar mulus untuk melangkah dengan nyaman ke jenjang pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Ini yang harus menjadi perhatikan secara bijak dari masing-masing partai politik dan koalisi yang ada. Harus dipertimbangkan secara objektif, dalam meminang calon wakil presiden. 

Ketika salah mengambil sebuah keputusan untuk memasangkan dengan capres untuk 2024, maka secara otomatis kegagalan dan kekalahan akan menimpah. Akan tetapi sebaliknya, jika berhasil memilh calon wakil presiden, dengan benar dan secara publik direstui, maka bisa dipastikan inilah yang menjadi pemenangnya. 

Tidak bisa memang di pandang sebelah mata para lembaga survei yang ada di Indonesia, harus menjadi perhatian khusus juga dalam meminang calon wakil presiden nantinya. Karena kemungkian-kemungkinan menang, dari pesta demokrasi, salah satu faktornya adalah mempertimbangkan hasil suara survei dari lembaga-lembaga survei. Tentu saja lembaga survei yang harus kredibel, punya kapabalitas serta objektifitas dalam mensurvei.

Mungkin saat ini partai politik bersama koalisi beserta relawan-relawan pendukungnya, masih menimbang-nimbang kira-kira siapa yang bakalan duduk bersama sebagai capres dan cawapres 2024 nantinya. 

Menarik kita tunggu, siapa yang bakalan menggandeng calon presiden untuk bertarung di 2024. Karena banyak nama-nama yang bisa berpotensi menjadi calon wakil presiden, secara kualitas nama-nama yang penulis uraikan di atas, masing-masing mempunyai kualitas, ciri khas serta gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.

Di dalam 'perang' ketika salah mengatur strategi dan salah menempatkan posisi para personil, maka bisa dipastikan kekalahan menanti di depan mata. Akan tetapi ketika strategi dibuat dengan sematang-matangnya dan memilih personil dengan kualitas yang kuat, maka di depan mata kemenangan dapat diraih. Begitu pula dengan pesta demokrasi di dalam perpolitikan Indonesia, strategi dan memilih personil harus benar-benar matang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun