Mohon tunggu...
YAFAZHKA YOLANDASUKMA
YAFAZHKA YOLANDASUKMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa semester awal yang sedang belajar membuat artikel dan opini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Citra Kecantikan yang Tidak Realistis

3 April 2024   18:01 Diperbarui: 3 April 2024   18:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"CITRA KECANTIKAN YANG TIDAK REALISTIS : MEMBONGKAR DAMPAK TEKANAN MEDIA SOSIAL PADA KESEHATAN MENTAL"

Media sosial saat ini telat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehiduan berbagai kalangan, dari anak kecil sampai lansia. Melalui media sosial kita dapat membuka akses ke jaringan sosial yang luas dan tak terbatas. Kita dapat berinteraksi dan berkomentar mengenai banyak hal seperti suaatu trend yang sedang viral didunia ataupun konten yang lain. 

Namun, dibalik konten yang berisi foto atau video yang sempurna, gaya hidup yang mewah nan elegan yang ditampilkan pada platform media tersebut, pasti terselip sebuah realita yang sering kali disembunyikan agar tak terungkap. 

Banyak dari berbagai kalangan orang merasa tertekan dan selalu berusaha mengikuti apapun dengan standar kecantikan dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan mereka yang sering terlihat pada konten konten. Mereka menyunting foto secara digital, menggunakan filter yang merubah wajah agar citra mereka sesuai dengan standar Idaman yang seringkali membuat dirinya merasa tidak cukup dan selalu terlihat kurang dari orang lain.

Rasa selalu kurang terhadap diri itu merupakan salah satu dampak dari tekanan media sosial yang berdampak terhadap kesehatan mental dari kalangan terutama kalangan remaja dan dewasa. 

Hal tersebut berdampak sangat signifikan bagi kesehatan mental. Banyak studi menunjukan bahwa orang orang yang sering menggunakan media sosial akan cenderung mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. 

Selalu membandingkan diri dengan orang lain dan perasaan yang selalu merasa tidak cukup baik dibandingkan dengan citra yang ditampilkan dimedia sosial bisa menyebabkan kerusakan perkembangan identias dan kesejahteraan mental mereka. 

Maka dari itu, pentingnya bagi orang tua yang merupakan pendidik, dan pembuat kebijakan untuk mengambil langkah langkah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran diri remaja mengenai dampak negatif sosial media dan mendukung mereka dalam membangun kesehatan mental yang kokoh dan kuat ditengah tekanan.

Dengan banyaknya kesadaran yang meningkat tentang dampak negatif tekanan dari media sosial pada kesehatan mental, kita dapan mengambil langkah langkah upaya pencegahan dan pemulihan. 

Penting bagi kita semua, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kalangan masyarakatyang luas, untuk memperkuat pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental dan pentingnya memberi dukungan mnotivasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tekanan tersebut. 

Dengan bekerja samma dan pendekatan holistik, kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung bagi banyak orang untuk merasa diterima, dihargai, dan mampu mengembangakan identitas diri mereka dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat, meskipun ditengah gemerlapnya dunbia media sosial yang terkadang menyesatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun