Mohon tunggu...
Ahmad Zaky Alfarisi
Ahmad Zaky Alfarisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

halooo selamat datang di blog ahmad zaky, saya mahasiswa UIN syarif hidayatulah jakarta prodi jurnalistik, saya memiliki beberapa hobi seperti olahraga, mendengarkan musik, menjelajahi alam liar, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perpaduan Adab dan Ilmu Retorika Dakwah

26 Juni 2024   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2024   15:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Ahmad Zaky

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai sebuah ilmu, dakwah dan retorika harus bebas nilai. Maksudnya, ilmu dakwah dan ilmu retorika harus dikembangkan semata berdasarkan pada ilmu pengetahuan.  Baik ilmu dakwah dan ilmu retorika tidak boleh dikembangkan berdasarkan pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan, seperti pertimbangan adab. 

Ilmu dakwah dan retorika harus dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahan. Ilmu dakwah dan ilmu retorika tidak boleh dikembangkan berdasarkan pertimbangan lain diluar ilmu pengetahuan. Di dalam ilmu dakwah dan ilmu retorika ada adab yang mengharuskan untuk mempertimbangkan kebenaran dan implikasi yang terjadi. Ilmu dakwah dan ilmu retorika didalamnya harus ada adab yang bersumber dari ajaran agama dan budaya.

Adab dan ilmu dalam retorika dakwah harus beriringan. Retorika dakwah bukan hanya ilmu berdakwah secara efektif dan efisien, melainkan juga harus memerhatikan aturan kesopanan, keramahan, dan budi pekerti yang agung. Retorika lahir dari Rahim budaya yang merangkak menjadi seni bertutur dan bertumbuh menjadi pengetahuan dan secara permanen diakui sebagai ilmu. Retorika peru diikat oleh adab. 

Bukan Cuma retorika. Budaya, seni, pengetahuan, dan ilmu-ilmu manusia harus diiringi dengan adab. Dakwah berawal dari dogma atau ajaran agama, lalu berkembang menjadi pengetahuan berdasar pengalaman yang belum teruji secara ilmiah, yang kemudian menjadi ilmu dakwah tentu harus didampingi dengan adab. Di dalam dakwah harus terdapat kesopanan, keramahan, dan budi pekerti seorang penceramah.

Mencampurkan adab dan ilmu dalam retorika dakwah menyebabkan dua hal, pertama, tergusurnya komodifikasi dakwah yang menjadikan dakwah sebagai komoditas atau barang dagangan. Komodifikasi dakwah selama ini bergantung pada profesionalisme dan manajemen.

Seorang da'i dilarang keras untuk membisniskan dakwah, tapi da'i boleh berdakwah tentang bisnis karena nabi dan para sahabat banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Memadukan ilmu dengan adab dalam retorika dakwah membuat da'i menjadi professional dan terlatih. Maksud dari professional dan terlatih disini ialah memiliki adab dan ilmu dalam berdakwah, tahu cara penyampaian pada setiap audiens yang berbeda. Tidak hanya menyampaikan, seorang da'i juga harus mengamalkannya berdasarkan ilmu dan adab yang ia pelajari.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun