Oleh: Ahmad Zaky dan Syamsul Yakin
Mahasiswa dan Dosen Retorika UIN Jakarta
Retorika dan dakwah memiliki hubungan yang sangat dekat dan tidak bisa terpisahkan, ibarat gula dengan manisnya. Retorika adalah seni berbicara dan dakwah adalah mengajak dengan cara berbicara. Seorang da'i yang paham retorika akan melakukan dakwah dengan sangat indah dan memikat para mad'u. Mengingat bahwa dakwah memiliki tiga tipe, yaitu dakwah bil hal yang berarti dakwah dengan aksi, lalu dakwah bil lisan yaitu dakwah dengan ucapan, dan dakwah bil Qalam yang berarti dakwah melalui tulisan. Maka dari itu, penting untuk belajar memahami retorika untuk memahami komunikasi verbal yang berupa lisan maupun tulisan dan komunikasi nonverbal yang berupa bahasa tubuh untuk memikat dan memengaruhi mad'u.
Retorika berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, sedangkan dakwah berkembang dari kegiatan agama menjadi kajian agama. Dahulu, retorika hanya sebagai warisan budaya yang kemudian berkembang seiring berjalannya waktu. Dakwah juga berkembang menjadi ilmu dakwah yang logis dan sistematis.
Retorika adalah menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Dakwah pun sama, hanya saja dakwah memiliki pesan yang terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak yang disampaikan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Retorika dan dakwah memiliki tujuan yang sama yaitu sama sama mengedukasi.
Pengembangan retorika disyaratkan menggunakan bahasa baku dan berdasarkan data dan riset. Begitu pula dengan dakwah, baik itu dakwah bil lisan, bil hal, ataupun bil qalam. Para dai'i harus menguasai retorika verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika bagaikan rumah tanpa pilar atau bisa dibilang lumpuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H