Kekalahan Arsenal sudah di ambang mata, namun entah kenapa, keberuntungan kembali menyapa The Gunners.Â
Berawal dari sepak pojok Chelsea, yang dilakukan Willian, di menit 63, bola dihalau Mustafi dan jatuh ke kaki Martinelli.Â
Pemain bernomor punggung 35 itu sebenarnya bisa dihentikan asalkan Kante tidak terpeleset saat mengantisipasi gerakkan Martinelli. Kesempatan emas tidak disia-siakan Martinelli dan menceploskan bola ke gawang Chelsea yang dikawal Kepa Arrizabalaga.Â
6 menit menjelang peluit panjang dibunyikan, kekalahan Arsenal kembali membayangi para pemainnya, sebuah gol kembali bersarang di gawang Leno, diciptakan Cesar Azpilicueta lewat umpan Hudson Odoi.Â
Tetapi, Â 3 menit menjelang pertandingan usai, Bellerin menjebol gawang The Blues dengan tendangan kaki kirinya. Skor akhir 2-2.
Keberuntungan, ya, benar. Seringkali orang tidak menerima jika dikatakan, dirinya beruntung. Orang lebih suka jika dia berhasil melakukan sesuatu berkat kerja kerasnya dan bukan keberuntungan.Â
Bagi sebagian orang mengakui kalau keberhasilan yang didapatkan tidak lepas dari faktor keberuntungan.Â
Dan jika kita kembali lagi ke pertandingan antara Chelsea melawan Arsenal, tentunya dengan menimbang tim mana yang beruntung, tentu saja bagi saya adalah Arsenal. Bagaimana tidak, Arsenal melawat ke kandang Chelsea, dengan beban berat, yakni kemenangan.Â
Namun mulai menit ke-26, Arsenal terpaksa bermain dengan 10 orang pemain karena David Luiz dikeluarkan dari lapangan. Dan tidak hanya itu, Arsenal pun tertinggal 0-1. Dan juga sempat tertinggal lagi 1-2, sebelum menyamakan 2-2 di menit-menit akhir.Â
Berhasil menahan tim tuan rumah dan tidak kalah adalah sebuah prestasi, apalagi tim tuan rumah bukanlah tim sembarangan, dari statistik akhir, Chelsea meraih 59% penguasaan bola. Namun dari 8 tendangan terarah, hanya dua yang menghasilkan gol, sementara dari dua tendangan terarah The Gunners, dua duanya menghasilkan gol.