Pada dasarnya setiap sel mati akan diganti. Hanya saja jika di kerumunan sel yang sudah berubah semua sifatnya atau sel yang sudah abnormal, maka sel yang mati tersebut akan diganti dengan sel yang abnormal pula.
Faktanya dalam penanganan pada penderita sel abnormal saat ini hanya fokus pada jaringan atau organ yang rusak karena sel abnormal.Â
Artinya, apabila ada sel abnormal, maka segera dimusnahkan. Itu adalah mindset pengobatan saat ini, baik dengan cara operasi atau dengan radiasi atau kemoterapi.
Kita tidak pernah berpikir, kenapa sel normal bisa berubah?
Bagaimana mekanismenya?
Siapa yang mengubah?
Jika begitu bagaimana cara menghentikannya?
Dalam Konsep Karnus, begitu ada benjolan maka tindakan yang pertama harus dilakukan adalah memperbaiki performa organ lambung. Yang kedua adalah segera menangkap inisiator oksidatifnya. Dan yang ketiga adalah menetralkan seluruh radikal bebas yang terbentuk dengan cara menambahkan donor elektron yang tidak berubah dari pendonornya.
Operasi boleh dilakukan apabila ketiga langkah penanganan sudah dilakukan, supaya ketika selesai operasi, sel baru yang tumbuh tidak menjadi sel abnormal kembali (tidak ada kesembuhan).
Lalu bagaimana cara melindungi DNA supaya tidak salah perintah?
Bagaimana dengan yang sudah salah perintah atau sudah terlanjur jadi pasien?
Memperbaiki performa organ lambung Tujuan memperbaiki performa lambung adalah untuk menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Perlu diketahui performa lambung yang buruk menyebabkan tidak tersedianya asam amino yang cukup sebagai bahan baku enzim lipase, dimana enzim lipase diperlukan untuk mengurai trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol supaya bisa masuk ke sel,Â
sehingga risiko terjadinya oksidasi parsial bisa diminimalisir. Jika performa lambung meningkat dan cukup konsumsi protein, maka trigliserida dalam darah bisa diturunkan. Performa lambung bisa dioptimalkan dengan cara:
- Mengonsumsi bahan pangan fungsional yang memiliki efek kesehatan pada organ lambung seperti pisang kepok atau pisang raja nangka dan lainnya
- Mengonsumsi banyak lauk (lauk terdiri dari 70% nabati dan 30% hewani)
- Untuk sementara selama treatment, hindari lemak dan batasi protein hewani
- Menghindari makanan atau obat yang mengandung inisiator oksidatif, misalnya: menghindari sayur atau buah yang mengandung insektisida, menghindari makanan dengan pewarna, perasa dan pengawet sintetis
- Menangkap dan menghindari masuknya inisiator oksidatif ke dalam tubuh Inisiator oksidatif bisa diatasi dengan berbagai macam cara:
- Pemberian ikatan kompleks untuk membantu tubuh lebih mudah dalam menangkap inisiator oksidatif. Ikatan kompleks ini bisa didapatkan dengan mengonsumsi nutrisi yang mengandung antioksidan seperti teh hijau, diminum sesudah makan.
- Menghindari pemakaian kosmetik yang mengandung logam seperti kosmetik pemutih kulit, sunblock maupun pewarna rambut
- Menghindari polusi
- Menghindari sinar X atau radiasi nuklir
- Menghindari penggunaan zat-zat berbahaya untuk Tindakan pemberian cairan kontras saat dilakukan petscan
- Menetralkan seluruh radikal bebas Penderita yang mengalami gangguan sel abnormal di dalam tubuhnya banyak ditemukan adanya radikal bebas. Radikal bebas ini harus dinetralkan dengan pemberian donor elektron dan mencegah terjadinya radikal bebas lanjutan, salah satunya dengan cara:
- Mengonsumsi makanan dengan antioksidan tinggi untuk menangkap dan menetralkan radikal bebas b) Mengelola stress dengan cara istirahat yang cukup dan olahraga yang sifatnya rekreatif untuk menekan terjadinya radikal bebas lanjutan
- Meningkatkan produksi gluthation tubuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H