Nyeri sendi atau penyakit osteoatritis merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang seringkali dikeluhkan oleh hampir semua masyarakat di dunia. konsep karnus juga peduli dengan permasalahan ini. Saat sesorang terkena masalah nyeri sendi, umumnya mereka akan merasakan sakit yang terasa sangat menyiksa.Â
Beberapa gejala umum penyakit nyeri sendi diantaranya adalah sendinya akan terasa sakit, sendi menjadi kaku, mengalami bengkak yang menyebabkan tubuh enggan untuk bergerak.Â
Gejala nyeri sendi atau osteoartritis biasanya memiliki empat tahapan gejala. Pertama, pengidap akan merasakan nyeri saat sendinya digerakkan. Kemudian sendi akan terasa ngilu saat dia diam namun akan bertambah nyeri saat sendinya tersebut kembali digerakkan.Â
Selanjutnya, akan terdengar suara gemeretak pada saat penderita nyeri sendi menghentakkan sendinya tersebut. Terakhir, pergerakan sendi yang sudah bermasalah tersebut akan semakin terbatas akibat adanya rasa sakit yang semakin menjadi dan menyiksa.
Memang betul, wanita ternyata jauh lebih rentan mengalami nyeri sendi daripada pria. Kenapa bisa begitu? Berikut penjelasannya!
Berdasarkan data dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, 1 dari 4 wanita didiagnosis mengalami penyakit artritis atau nyeri sendi. Wanita lebih banyak mengalami penyakit nyeri sendi dibanding pria yang hanya 1 dari 5 kasus. Hal ini karena berkaitan dengan adanya perubahan hormon pada wanita.Â
Kebanyakan kasus nyeri sendi atau osteoartritis umumnya terjadi pada wanita yang sudah menopause. Wanita yang mengalami menopause sudah tidak lagi memproduksi hormon estrogen, Â sehingga jumlah hormon estrogen dalam tubuh akan berkurang pada saat wanita mengalami menopause.
Apa hubungannya hormon estrogen dengan penyakit nyeri sendi?Â
Berikut adalah penjelasan singkatnya: Tulang dan sendi secara alamiah sebenarnya akan mengalami pengeroposan dan kemudian akan terjadi pembentukan sel tulang yang baru.Â
Kedua proses tersebut saling mengimbangi satu dengan yang lainnya. Sehingga tulang akan selalu memperbaharui dirinya sendiri agar tetap kuat dan fleksibel.Â
Apabila pengeroposan lebih besar di banding pembentukan sel baru maka tulang akan menjadi keropos dan mudah mengalami patah tulang, sedangkan apabila pembentukan tulang baru jauh lebih banyak di banding tingkat pengeroposannya maka tulang akan tumbuh pesat melebihi normalnya bahkan bisa mengakibatkan kanker tulang.Oleh karena itu kedua proses harus terjadi dalam seimbang agar tulang bisa sehat dan normal.