Perubahan gaya hidup manusia yang serba instan dan condong pada kehidupan yang serba materilistis di era moderen seperti sekarang ini, ternyata memiliki pengaruh buruk pada bidang kesehatan. Saat ini telah berkembang berbagai penyakit degeneratif seperti Penyakit hipertensi, gagal jantung, diabetes mellitus, stroke, dan sel abnormal atau kanker.
Berbagai penyakit tersebut terlihat begitu mengerikan, meskipun bukan tergolong penyakit yang menular namun menjadi penyumbang besar dalam angka kematian pasien dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Masalahnya adalah penyakit degeneratif tersebut di anggap oleh umumnya praktisi Kesehatan sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Pasien diterapi hanya agar penyakitnya tidak bertambah parah dan tidak mengalami komplikasi
Apakah benar seperti demikian itu?
Namun ada hal yang menarik mengenai pasien penderita penyakit degeneratif tersebut. Berdasarkan banyak penelitian, terdapat suatu fenoma yang mengejutkan, bahwa pasien penderita penyakit degeneratif umumnya di awali dengan adanya saluran pencernaan yang bermasalah, yaitu lambungnya bermasalah dan menyebabkan saluran usus terlihat kotor seperti terdapat banyak timbunan lemak dan toksin di dinding salurannya. Demikian juga dengan sistem peredaran darahnya.
Terdapat banyak molekul lemak (Trigliserida, LDL, kolesterol) di dalam plasma darah sehingga mengganggu kelancaran sistem peredaran darah. Lemak menumpuk di dalam plasma darah karena tidak dapat di metabolisme secara sempurna oleh sel. Hal ini terjadi karena hormon dan enzim pengurai lemak di dalam plasma darah jumlahnya tidak mencukupi untuk mengaktivasi reaksi metabolisme lemak tersebut.
Perlu di ketahui bahwa metabolisme merupakan suatu proses rekasi kimia yang di atur dan dikatalis oleh hormon dan enzim. Sedangkan ketersedian hormon dan enzim di dalam tubuh itu sangat berkaitan dengan kinerja lambung sebagai pensuplai asam amino yang menjadi bahan baku dalam pembentukan hormon dan enzim. Dari uraian di atas dapat kita pahami bagaimana kaitan antara organ lambung dengan metabolisme di sel tubuh dan pengaruhnya terhadap masalah kesehatan.
Apabila permasalahan tersebut berlangsung lama maka sel-sel dalam tubuh akan mengalami kekurangan nutrisi makanan. Sehingga sel tubuh mengalami gangguan kinerja fungsinya bahkan dapat mengakibatkan kematian sel atau jaringan sel di dalam tubuh. Tubuh akan mudah terinfeksi wabah penyakit, beresiko tinggi mengalami penyakit degeneratif dan sel abnormal, mengalami penuaan dini, penurunan kualitas hidup, bahkan rentan pada kematian.
Maka tak salah bila Konsep Karnus memperkuat sabda Nabi Muhammad SAW dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hafizh Assuyuthi dalam al-jami asshagiir bahwa:
"Sumber Segala Penyakit adalah Al--Baradah".
Al Baradah maksudnya adalah perut atau jeleknya pencernaan. Dalam perspektif kami masalah perut adalah di mulai dari organ Lambung. Meskipun sebagian ulama menyatakan bahwa hadists tersebut tidak shohih, namun menurut pendapat sebagian ulama, isi hadits tersebut tetap bisa digunakan dalam konteks kesehatan, karena tidak bertentangan dengan hadits-hadits nabi lainnya yang berkaitan dengan hubungan antara asal penyakit dengan kondisi perut. Karena dari sanalah permasalahan berbagai penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan sel abnormal sebenarnya bermula.
Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan saat ini sudah semestinya peran makanan bukan lagi hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar tubuh yaitu bergizi dan lezat saja, tetapi juga dapat bersifat fungsional. Bahan makanan dapat dikatakan bersifat fungsional jika mengandung komponen (baik mutrisi maupun non nutrisi) yang bermanfaat terhadap fungsi-fungsi organ di dalam tubuh yang relevan untuk menjaga kesehatan yang memiliki efek fisiologis yang menguntungkan. Yaitu dapat mencegah, menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari suatu penyakit tertentu.