Ki Buyut Putih merasa senang karena suasana di padepokannya sudah kembali baik. Dia pun berkata kepada hadirin.
"Alhamdulillah, ayo sekarang  kita makan bersama dulu saja...kita sarapan pagi...sambil mendengarkan cerita Nyai Dewi Sekar....ayo  Jang Someh...silahkan, kita sarapan bersama...tidak usah malu-malu...he...he...!".
Jaka Someh menganggukan kepala sambil tersenyum hormat.
Para hadirin berangkat bersama menuju aula padepokan.
Khawatir jaka Someh menjadi minder dengan keluarganya, Dewi Sekar mendampingi Jaka Someh sambil menggandeng tangannya dengan mesra. Banyak mata yang melihat kemesraan sepasaang suami istri tersebut. Sebagian ada yang mencibir, sebagian lain merasa iri dengan nasib Jaka Someh yang bisa menikahi Dewi Sekar yang cantik jelita dan terhormat. Tapi ada juga yang merasa bahagia melihat mereka nampak akur dan harmonis. Salah satunya adalah Raden Arya Rajah, adik laki-laki Nyai Dewi Sekar Harum. Sedangkan Raden Surya Atmaja  terlihat tidak begitu senang melihat putrinya nampak bermesraan dengan Jaka Someh di depan umum.
Di Aula padepokan, mereka makan bersama sambil bercengkrama satu sama lain. Jaka Someh duduk bersama Dewi Sekar. Â Di dekatnya ada Ki Buyut Putih, dan Arya Raja. Raden Surya Atmaja lebih memilih duduk menjauh dari Jaka Someh. Dia duduk bersama Raden Jaya Permana dan kawan-kawannya.
Ki Buyut Putih bertanya kepada Jaka Someh
" Jang Someh  berasal dari mana?".
Jaka Someh menjawab pertanyaannya Ki Buyut Putih,
"Saya berasal dari kampung Cikaret, Kyai, di lereng gunung halimun. Karena sesuatu hal, saya mengembara keluar dari kampung saya, tanpa terasa sekarang telah sampai di Padepokan Kyai...".