"Bangsat kamu Jabrik, mau mati rupanya kamu...ini rasakan golok setan..."
Para warga yang melihat keributanlangsung menjauh dari tempat itu. Mereka khawatir terkena imbas dari kemarahan ki Badrun dan anak buahnya. Meskipun dirinya sudah di ancam seperti itu oleh Ki Badrun dan anak buahnya, Sugandi tidak bergeming, dia tetap pergi melangkah menjauhi Ki badrun dan anak buahnya tanpa menunjukan rasa takut sedikitpun juga. Â Melihat musuhnya nampak cuek, Ki Badrun merasa heran sekaligus marah, dia segera memerintahkan anak buahnya untuk membunuh sugandi
"Ayo, kita bunuh saja si Jabrik jelek dan bau ini...dasar orang tidak waras".
Mereka pun langsung membacokan golok secara bersamaan ke tubuh Sugandi. Prak, suara benturan keras pun terdengar, para warga kaget melihat Sugandi yang nampak baik-baik saja, meskipun telah di bacok oleh Ki Badun dan anak buahnya, bahkan golok Ki Badrun dan anak buahnya pun saling berjatuhan ke tanah. Ki Badrun kaget bukan kepalang, tangannya terasa kesemutan. Belum habis rasa herannya terhadap Sugandi, tiba-tiba saja, Sugandi langsung menampar kepala beberapa anak buah Ki Badrun. Sungguh aneh, meskipun hanya dengan tamparan yang nampak biasa saja, mereka langsung mati secara mengerikan dengan kepala terbalik ke arah belakang. Tinggal Ki Badrun sendirian yang masih tercengang melihat kesaktian Sugandi yang nampak mengerikan, dia pun langsung terbata-bata sambil meminta ampun
"Ampun...ki...ampuni saya Ki Jabrik...".
Belum selesai dia meminta ampun, tangan kanan Sugandi sudah mencengkram leher Ki badrun. Ki Badrun langsung menjerit sesaat sebelum ajalnya tiba. Dia tewas dalam keadaan yang lebih tragis lagi di bandingkan anak buahnya. Mati dalam keadaan lehernya yang hitam dan gosong, dan seluruh kulitnya mengering berwarna hitam seperti kehabisan cairan dalam tubuhnya. Para warga yang melihat kejadian mengerikan itu, langsung panik dan berlarian, kabur dari tempat itu agar terhindar dari kemarahan Sugandi. Â Setelah membunuh Ki badrun dan anak buahnya, Sugandi kemudian pergi dengan santainya tanpa memperdulikan kepanikan warga yang takut terhadapnya.
Bersambung Ke Bab 43 Balas Budi Sang Penjahat
Kembali Lihat Daftar Isi dan Sinopsis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H