Jaka Someh bersikeras menahan Dewi Sekar untuk pulang hari itu
"Waduh tidak bisa Nyai...kondisi Nyai  belum sembuh betul...jalannya saja masih belum kokoh... masih sempoyongan begitu...ya sudah begini saja...Kalau memang Nyai tetap memaksa, besok saja ya...nanti akang antar...hari ini juga akang akan siapkan sebuah kendaraan..."Â
Dewi Sekar masih berusaha untuk menolaknya, namun karena Jaka Someh juga bersikeras, Â akhirnya Dewi Sekar luluh dengan niat tulus Jaka someh yang mau menolongnya, Dewi Sekar berkata kepada jaka Someh
"Ya sudah lah...kalau begitu...terserah kang Someh saja...tapi saya tidak mau merepotkan akang lagi...".Â
Jaka Someh tersenyum mendengar ucapan Dewi Sekar yang sudah mulai luluh, kemudian dia berkata kepada Dewi Sekar
"kamu tidak merepotkan  saya koq Nyai...ini  memang sudah kewajiban sesama umat manusia, kebetulan juga akang hidup sendiri dan senang kalau di ajak jalan-jalan...he...he..."Â
Dewi Sekar tersenyum dengan memamerkan lesung pipitnya kepada jaka Someh. Dada Jaka someh tiba`tiba menjadi dag dig dug tidak karuan. Sesaat dia terpana melihat senyuman indah Dewi Sekar yang mempesonanya. Setelah sadar, Jaka Someh segera memalingkan muka untuk menghindari tatapan dengan Dewi Sekar. Ada perasaan aneh yang menguasai dirinya saat itu.
"Astagfirulloh..."Â
Jaka Someh mengucapkan istigfar di dalam hatinya. Khawatir hawa nafsu akan menguasai dirinya. Tak lama kemudian dia berpamitan untuk pergi dari hadapan Dewi Sekar.
Bersambung ke Bab 28 Gerobak Sapi Untuk Perjalanan
Kembali ke Daftar Isi dan Sinopsis