Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Penulis - Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 25 Pertarungan Dua Nyai

3 Juni 2022   10:44 Diperbarui: 4 Juni 2022   04:16 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyi sundel langsung menyerang Dewi Sekar dengan sambaran jurusnya. Dewi Sekar tidak tahu bahwa kemampuan Nyi Sundel itu  mungkin lebih tinggi daripada kemampuan gurunya sendiri. Dia langsung menangkis serangan Nyi sundel dengan tangan kanannya.

Prak, tangan kanan Dewi Sekar langsung kesemutan dan merasa sakit. Dia mundur beberapa langkah ke belakang sambil memegangi tangan kanannya. Masih dalam keadaan kaget, Dewi Sekar mencoba mengatur pernafasannya. Kemudian kembali memasang kuda-kuda untuk bersiap melakukan duel dengan Nyi sundel. Tak lama kemudian  mereka pun mulai bertarung dengan sengitnya. Sedangkan anak buah ki Tapa hanya menonton dari atas kudanya masing-masing.

Setelah sekitar 7 jurus, Dewi Sekar mulai kelihatan terdesak. Sebuah tendangan dari nyi sundel telah mengenai dadanya, disusul beberapa pukulan ke arah perut dan mukanya. Dewi Sekar tersungkur kebelakang sambil menahan sakit yang luar biasa. Nyi sundel tertawa melihat wajah Dewi Sekar yang meringis

"He...he...baru memiliki ilmu silat segitu saja sudah mau sombong...dasar bocah perempuan tolol...apakah kamu tidak tahu kehebatan nyi Sundel ini..." 

Dewi Sekar mencoba untuk bangkit kembali, dan bersiap untuk membalas kekalahannya. Dia kembali melancarkan serangan balasan  dengan menyerang bagian dada Nyi sundel tapi Nyi Sundel berhasil mematahkan serangan tersebut dengan mudah, bahkan berhasil melepaskan pukulan balasan ke arah punggung Dewi Sekar. Dewi Sekar langsung terdorong ke depan dan memuntahkan darah segar. Baru saja dia akan membalikkan badan, tiba`tiba sebuah pukulan selanjutnya dari Nyi Sundel sudah mengenai perut dan dadanya. Dewi Sekar kemudian menjadi bulan-bulanan Nyi Sundel.  Wajahnya terlihat babak belur terkena pukulan Nyi sundel. Meskipun demikian Dewi Sekar masih tetap bertahan, dia berusaha untuk bangkit melawan Nyi sundel. Namun kemudian dia ambruk dan terduduk di tanah.

Dengan susah payah, Dewi Sekar mencoba bangkit kembali, namun tak kuat, akhirnya kembali  ambruk ke tanah. Dewi Sekar hanya mampu terduduk, sorot matanya  saja yang menyorot galak ke arah nyi sundel. Nyi sundel tertawa melihat Dewi Sekar yang sudah tak berdaya. Saat dia akan melancarkan pukulan terakhirnya kepada Dewi Sekar, tiba-tiba anak buah ki Jabrik yang tadi hanya menonton berteriak keras  

"Tahan Nyi sundel...jangan di bunuh...biarkan gadis ini untuk menjadi budak kami saja...he...he...lumayan untuk menghibur..." 

Kata-kata dari anak buah ki Jabrik yang spontanitas tadi tentu saja membuat Nyi sundel marah

"Kurang ajar kalian ini...apa kalian mau aku kirim juga ke neraka bersama gadis ini...hah..." 

Melihat Nyi sundel marah, anak buah ki Jabrik pun ketakutan. Mereka tahu siapa Nyi sundel itu, seorang pendekar aliran hitam yang memiliki kesaktian yang tinggi dengan kekejaman yang luar biasa. Dewi Sekar yang melihat konsentrasi Nyai sundel terganggu oleh anak buah ki Jabrik, langsung memanfaatkan kesempatan tersebut  untuk kabur. Dia bangkit dan langsung lari ke atas bukit dengan sekuat tenaganya. Meskipun larinya terseok-seok, dia terus berusaha lari menjauhi Nyi sundel dan anak buah ki Jabrik yang waktu itu sedang berdebat.

Tentu saja Nyi sundel marah melihat tindakan Dewi Sekar, dia segera mengejarnya ke atas bukit. Tak lama kemudian Nyi Sundel berhasil mengejar Dewi Sekar sampai di atas bukit.  Nyi sundel langsung menendang punggung Dewi Sekar, sehingga Dewi Sekar menjadi tersungkur ke depan. Meskipun sudah jatuh tersungkur seperti itu, Dewi Sekar tetap berusaha untuk bangkit kembali, namun tenaganya sudah habis dan hanya mampu terduduk dengan wajah yang memelas. Sekarang dia sudah pasrah untuk menerima kematiannya, matanya pun sudah sayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun