Beberapa saat kemudian Dewi Sekar berhasil mengalahkan mereka. Tiga orang dari mereka sudah terkapar di tanah sedangkan dua orang lagi memutuskan untuk kabur. Setelah membereskan gerombolan anak buah Ki Tapa, Dewi Sekar segera menghampiri warga yang tadi dianiaya oleh anak buah Ki Tapa.
Alangkah kagetnya Dewi Sekar karena warga tersebut bukannya mengucapkan terima kasih justru langsung masuk kedalam rumahnya masing`masing, dengan mimik muka yang memberungut. Rupanya mereka takut jika tindakan Dewi Sekar terhadap anak buah Ki Tapa tadi akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi dan mencelakai mereka semua.
Dewi Sekar terhenyak melihat sikap warga tersebut. Meskipun hatinya merasa mangkel, akhirnya dia memutuskan untuk segera kembali melanjutkan perjalanannya. Meninggalkan kampung itu.
Setelah beberapa jam menunggangi kuda dengan santai, Dewi Sekar memutuskan beristirahat sejenak di bawah sebuah bukit yang nampak hijau, sambil membiarkan kudanya makan rerumputan di sekitar tempat itu. Di atas bukit tersebut nampak banyak tanaman jagung dan buah-buahan. Dewi Sekar merasa heran karena tidak biasanya bukit ditanami oleh tanaman jagung dan buah-buahan. Sepengetahuannya, bukit umumnya di tumbuhi tanaman liar seperti pohon kayu-kayuan, perdu bahkan adakalanya di penuhi oleh ilalang yang liar. Namun rasa herannya pun berlalu begitu saja.
Setelah cukup lama beristirahat, dia berdiri untuk melanjutkan perjalanannya. Namun baru saja Dewi Sekar akan naik ke punggung kudanya, tiba-tiba di lihat ada 4 orang tak dikenal menghampirinya. Salah satu dari mereka adalah seorang perempuan setengah baya, wajahnya terlihat sadis dan sangar. Ketika Dewi Sekar melihat salah seorang dari mereka, dia langsung ingat bahwa orang tersebut adalah anak buah ki Tapa yang tadi mengeroyoknya.
Rupanya dua orang tadi kabur karena mau meminta bantuan kepada pemimpinnya yang lain, yaitu Nyi Sundel, seorang pendekar wanita yang sakti namun berwatak kejam dan jahat. Nyi Sundel dan Ki Tapa adalah salah dua tokoh senior Anggota perkumpulan Penjahat Ki Jabrik. Nyi Sundel berkata keras kepada Dewi Sekar
"Hey, kamu bocah peremuan...rupanya kamu mau mencari mati...berani sekali mencampuri urusan anak buahku..."Â
Nyi Sundel melompat dengan ringan ke depan Dewi Sekar yang masih bengong. Melihat gerakan Nyai Sundel yang ringan dan gesit seperti itu, Dewi Sekar menjadi tahu bahwa Nyai Sundel adalah seorang pendekar yang berilmu tinggi. Dewi Sekar segera meningkatkan kewaspadaannya. Kemudian berkata lantang kepada Nyi sundelÂ
"Kamu pikir saya takut dengan kamu...nenek peot...ayo maju..."Â
Nyi Sundel marah karena diremehkan oleh Dewi Sekar, dia pun berteriak dengan keras
"Kurang ajar...rupanya kamu ingin saya kirim ke neraka...hah..."Â