Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Penulis - Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 21 Sebuah Wejangan

2 Juni 2022   20:45 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:17 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari dua malam Jaka Someh tak sadarkan diri. Menjelang hari ketiga, kesadarannya berangsur-angsur pulih. Ketika membuka mata, tiba-tiba Jaka Someh kembali merasa pusing, dunia dan isinya seakan berputar-putar. Dia pun kembali memejamkan matanya.

Setelah pusingnya sudah mulai menghilang, Jaka Someh kembali membuka matanya. Dia sadar bahwa sekarang sedang berada di suatu ruangan kecil, di dalam sebuah gubuk yang dindingnya terbuat dari bilik bambu yang sudah usang. Jaka Someh merasa heran bagaimana bisa dirinya berada di tempat itu. Dia berusaha untuk mengingat peristiwa yang baru di alaminya. Setelah beberapa saat, ingatannya pun mulai kembali pulih.

Dia ingat, terakhir kali dia terperosok jatuh di lereng bukit setelah bertarung dengan eyang karuhun. Jaka Someh telah dikalahkan oleh eyang karuhun dan sekarang mengalami luka dalam yang sangat serius. Jaka Someh berkata dalam hati,

"Saya ada dimana ini? Apakah saya sudah mati dan sekarang berada di alam akhirat kah? Tapi...kenapa koq tempat ini seperti ruangan gubuk ya...? ". 

Tiba-tiba pintu gubuk terbuka, seorang lelaki setengah baya masuk ke dalam ruangan, dia tersenyum kepada Jaka Someh, kemudian berkata

"Sudah sadar...? Alhamdulillah...tiga hari kamu mengalami pingsan...Bapak menemukan kamu tergeletak di dekat sungai di bawah bukit karuhun, kondisi kamu waktu itu parah sekali...makanya badan kamu langsung bapak balur menggunakan ramuan obat yang bapak buat...". 

Jaka Someh merasa bersyukur telah diselamatkan oleh lelaki itu, dia pun berkata kepada lelaki yang telah menyelamatkan dirinya untuk mengucapkan rasa terima kasih

"Terima kasih bapak...telah menyelamatkan nyawa saya...aduh...bagaimana caranya saya berterima kasih dan membalas kebaikan bapak...mohon maaf bapak ini  siapa...koq bisa tinggal di sini?" 

Lelaki itu tertawa kecil, sambil berkata

"He...he...kebetulan saja...ya memang sudah kewajiban kita untuk saling menolong terhadap sesama...oh iya, nama saya adalah Ki Thiban, bapak tinggal disini, karena senang mengumpulkan berbagai bahan ramuan obat-obatan. Rumah bapak sendiri sebenarnya berada di kampung yang berada di bawah bukit ini".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun