Jaka someh berhenti untuk mendengarkan lebih seksama. Baru saja dia akan mendekati asal suara tadi, tiba-tiba seorang perempuan melompat dan berlari dari arah rerumputan tinggi
“aduh...kang Panji...Saya tidak mau...sudahlah kang...jangan di teruskan lagi...saya pulang saja....”
Jaka Someh terkesima melihat perempuan itu.
Deg, jantungnya berdegup kencang saat dia mengetahui bahwa perempuan itu ternyata adalah Asih, anaknya Pak Rohadi. Seorang gadis berwajah ayu yang memancarkan gairah kemudaaan. Seorang Kembang Desa dari Kampung Cikaret.
Seorang lelaki tampan berusaha mengejarnya
“Nyai...ayo lah...jangan lari...Akang cuma bergurau saja koq...”.
Kata lelaki itu, yang tak lain adalah Panji, kekasih Asih.
“Tidak ah, Kang. Asih mau pulang...sudah sore...takut di marahi Bapak...”.
Panji pun berusaha mengejar Asih.
Tak memerlukan waktu lama, Panji segera menyusul Asih yang berlari tidak begitu kencang. Tangan asih pun segera ditariknya. Kemudian Panji merangkulnya dengan penuh hawa nafsu. Asih yang nampak ketakutan berusaha untuk berontak.
Panji tertawa melihat Asih yang berusaha menolaknya. Dia pun segera menguatkan pelukannya.