Mohon tunggu...
Yabeth Putri Rahayu
Yabeth Putri Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar Nasionalisme dengan Anggy Unmbara melalui "Alif Lam Mim"

30 April 2021   12:03 Diperbarui: 30 April 2021   12:03 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Film ini disutradarai oleh Anggy Umbara dan di produseri oleh salah seorang artis, Ari Untung. Dalam film ini memiliki tokoh utama yaitu Cornelio Sunny sebagai 'Alif', Abimana Aryasatya sebagai 'Lam' dan Agus Kuncoro sebagai 'Mim'. Film ini ditulis oleh Anggy umbara sendiri bersama rekannya Fajar Bountie. Berbeda dengan film-film yang disutradarai Anggy Umbara yang kebanyakan bergenre komedi. Dalam film ini mengangkat nasionalisme seorang masyarakat awam dengan genre laga futuristik.

Identitas dan Biografi Sutradara
Anggy Umbara memang sudah tidak asing dalam dunia perfilman. Beliau sudah menyutradarai berbagai film dengan pencapaian tinggi seperti Comic 8, Warkop DKI Reborn yang mana hampir semua kalangan mengetahuinya. Bermula dari seorang anak band yang mempunyai cita-cita menjadi seorang rock star dan bergabung dengan sebuah band beraliran metal. 

Di band ini, Anggy berposisi sebagai Dj. Meskipun cita-citanya ingin menjadi musisi, namun sepertinya Anggy tidak bisa lepas dari dunia perfilman yang sudah melekat pada dirinya sejak lahir. Sang ayah, Danu Umbara merupakan seorang sutradara terkenal ditahun 1980an. Dari kecil, Anggy sudah dikenalkan oleh dunia perfilman oleh ayahnya. Anggy pun mencoba untuk memproduksi video untuk clip bandnya. Sejak saat itu, Anggy mulai menggeluti dunia perfilman dengan didukung oleh sang ayah. 

Ciri khas dari film yang di sutradarai oleh Anggy Umbara yaitu memiliki kreativitas seni dan visi dari film yang beliau buat. Keselarasan dapat dilihat dari penggunaan dialog yang digunakannya yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu, tone warna yang digunakan dari film-film yang dibuatnya memiliki ciri khas yaitu tone sedikit gelap yang sesuai dengan alur cerita filmnya.

Nilai nasionalisme yang dijunjung
Menurut saya, ada banyak sekali nilai nasionalisme yang dapat dijunjung dan diterapkan. Karakter ketiga tokoh ini saling melengkapi dengan pekerjaan untuk saling bahu-membahu menjunjung nasionalisme. Alif digambarkan dengan karakter yang keras, tegas dan lurus dengan pekerjaan menjadi aparat keamanan negara. Sementara Lam (Herlam) mempunyai karakter pekerja keras, sederhana, jujur, kekeluargaan, pandai dan sabar dengan profesi sebagai wartawan. Mim (Mimbo) mempunyai karakter agamis, pengabdi pada agama, tenang dan serius dengan profesi sebagai pengasuh pondok pesantren. 

Kesamaan dari ketiga tokoh tersebut adalah semuanya ahli beladiri dan memperjuangkan kebenaran yang mereka yakini. Dalam film ini, mereka menjunjung tinggi HAM masyarakat untuk hidup tanpa memandang status orang meskipun itu penjahat, menumpas kejahatan untuk negara, kritis, skeptis serta sinis terhadap media massa demi kepentingan negara dan masyarakat, memperjuangkan nasionalisme untuk masa depan negara tanpa takut mati dan dihujat. Dalam film ini juga penokohannya sangat berani dalam menghadapi rintangan untuk memperjuangkan nasionalisme dan keadilan.

Daya Tarik film
Menurut saya, banyak sekali daya tarik dari film ini. Salah satunya adalah setting waktunya yang ada dimasa depan, tepatnya di tahun 2036 yang mana penonton belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masa depan. Dengan menonton film ini, penikmat akan merasa terbayarkan dengan keingin tahuan akan masa depan meski hanya melalui film. 

Selain itu, imajinasi penonton akan masa depan menjdi tergambarkan dan mendorong untuk memainkan imajinasinya. Dalam film ini juga diajarkan tentang ajaran agama dengan disertai dakwah dari salah satu tokohnya, sehingga pentonton mendapatkan ilmu agama namun dengan penyampaian yang ringan sehingga akan mudah dipahami oleh penonton. Point utamanya ada pada rasa menjunjung sikap nasionalisme yang disertai alur cerita yang menarik dan terkesan sehari-hari. Sehingga penonton pun dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun