Mohon tunggu...
Maulida Amalia
Maulida Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Menulis - Drakor Maraton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim Pengabdian Masyarakat Ikut Serta dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Karya Makmur

3 September 2022   21:00 Diperbarui: 3 September 2022   21:05 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Karya Makmur, Kecamatan Tabukan (6/8/22) - Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin terlihat ramai di Balai Desa Karya Makmur, saat itu bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu Balita yang dihadiri kurang lebih 50 ibu dan anak.

dokpri 
dokpri 
Usut punya usut, ternyata tujuan dari kedatangan tim pengabdian masyarakat itu ialah upaya pelaksanan proker individu dari salah satu mahasiswi yang bernama Maulida Amalia. Yang mana program kerjanya tersebut ialah "Kontribusi Mahasiswa dalam Kegiatan Posyandu Balita". Sebab itu lah mereka terlihat ramai di dalam balai dengan aktif mengerahkan kontribusinya selama posyandu itu berlangsung.

Sebelum melakukan kegiatan ini tentu Tim PengMas sudah harus tahu terlebih dahulu kegiatan seperti apa posyandu balita ini. Pos Pelayanan Terpadu atau yang bisa kita sebut dengan Posyandu adalah sebuah kegiatan pelayanan kesehatan dasar gratis yang ditujukan dan diselenggarakan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat. Biasanya kegiatan ini dibantu oleh petugas kesehatan.


Masyarakat terbagi kedalam berbagai kalangan, mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, orang tua, hingga lansia. Begitu pun dengan posyandu. Posyandu juga terdiri dari berbagai golongan, seperti posyandu balita dan ibu hamil, posyandu remaja, posyandu lansia, dll. Namun, Tim PengMas kali ini hanya akan fokus pada Posyandu Balita saja. Posyandu Balita sendiri merupakan kegiatan pelayanan kesehatan gratis yang ditujukan kepada masyarakat kalangan bayi di bawah usia lima tahun.


Sehingga tidak heran jika di lapangan Tim PengMas banyak menjumpai ibu-ibu dengan bayi di pangkuan mereka yang terlihat asik berbincang satu sama lain. Namun, ada juga yang sudah tidak sabar menunggu giliran karena bayi mereka yang rewel. Demi terlaksananya posyandu balita dengan tertib, ibu-ibu yang datang ke balai harus membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan menyerahkannya ke meja registrasi. Sehingga nomor urut pendaftaran peserta posyandu ini dilihat dari registrasi buku KIA yang mereka bawa.

dokpri 
dokpri 
Akan tetapi pada saat di lapangan ada saja ibu-ibu yang tidak mengerti akan aturan itu dan menerobos masuk ke ruangan Program Kesehatan Anak. Di ruangan ini, biasanya para kader akan memanggil peserta posyandu sesuai nomor registrasi. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa menimbang berat badan bayi, menimbang tinggi badan, dan mengukur lingkar kepala. Namun, pengukuran lingkar kepala pada Posyandu Balita di Desa Karya Makmur belum dapat terlaksana karena para kader di sana belum diberikan kaderisasi tentang tata cara pengukurannya tersebut.

dokpri 
dokpri 
dokpri 
dokpri 
Selain itu, para kader posyandu di Desa Karya Makmur juga kebingungan perihal alat pengukur tinggi badan yang baru datang. Sehingga Tim PengMas turut memberikan arahan kepada para kader terkait tata cara penggunaannya. Kebanyakannya, alat ukur tinggi badan untuk bayi di bawah 2 tahun masih terdapat ketidak akuratan dalam penggunaannya ketika Tim PengMas menyaksikan secara langsung saat para Kader yang bertugas mengukur tinggi badan itu melakukan pengukuran. Ini mungkin disebabkan oleh bayi yang kerap menangis ketika dibaringkan di atas alat pengukurnya.

dokpri 
dokpri 
Terlepas dari hal itu, kader posyandu selalu melakukan tugasnya masing-masing. Namun, pada hari itu Tim PengMas ikut serta membantu kader seperti dalam penulisan dan plotting pada buku KIA, pendataan, bahkan sampai penimbangan dan pengukuran. Data-data itu dicatat dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk mengetahui grafik tentang status kecukupan gizi anak. Jika berat badan dan tinggi badan anak sesuai dengan umurnya berarti anak memiliki status gizi yang baik.

dokpri 
dokpri 
dokpri 
dokpri 
Namun, di lapangan Tim PengMas menemukan bayi yang status gizinya tidak mencukupi. Hal ini sesuai dengan tema dari pengabdian masyarakat ini yang mana tidak jauh-jauh dari seputar stunting. Bayi dengan status gizi kurang biasanya akan mendapatkan konsultasi di ruangan Program Pemantauan Status Gizi.

dokpri 
dokpri 
Angka stunting di Desa Karya Makmur, Kecamatan Tabukan, Kabupaten Barito Kuala memang terbilang tinggi. Namun, pada praktiknya Tim PengMas hanya menemukan satu orang bayi saja yang mengalami gangguan pada status gizinya. Hal ini dikarenakan masih minimnya kesadaran ibu-ibu akan pentingnya menghadiri posyandu. Selain untuk menurunkan presentasi angka stunting, menghadiri posyandu balita juga amat sangat bermanfaat dalam memantau perkembangan status gizi buah hati kita.


Anak sehat, indonesia kuat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun