Selain itu, pengembangan program intervensi yang efektif juga menjadi kunci dalam upaya pencegahan bunuh diri. Program-program ini harus dirancang agar mudah diakses oleh remaja dan sesuai dengan kebutuhan mereka.Â
Berbagai jenis program intervensi dapat diterapkan, mulai dari konseling individual atau kelompok, terapi perilaku kognitif untuk membantu mengubah pola pikir negatif, hingga manajemen kasus yang membantu remaja mendapatkan akses ke berbagai layanan yang mereka butuhkan, seperti layanan kesehatan mental dan layanan sosial.
Selanjutnya, pentingnya penyediaan layanan dukungan yang berkelanjutan tidak boleh diabaikan. Layanan dukungan ini dapat berupa hotline bunuh diri yang memberikan dukungan dan informasi kepada remaja yang sedang berjuang dengan ide bunuh diri, dukungan kelompok untuk memfasilitasi koneksi dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, serta layanan online seperti website dan aplikasi yang memberikan informasi tentang pencegahan bunuh diri dan sumber daya yang tersedia.Â
Dengan menyediakan berbagai macam layanan dukungan ini, diharapkan remaja yang berisiko bunuh diri dapat merasa didengar, didukung, dan memiliki akses ke bantuan yang mereka perlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H