Mohon tunggu...
SETIYO HADI
SETIYO HADI Mohon Tunggu... -

Fokus Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potensi Cerita Rakyat Jember

29 Juni 2015   09:35 Diperbarui: 29 Juni 2015   09:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Rakyat yang berkembang di Kabupaten Jember, yang kemudian disebut sebagai Cerita Rakyat Jember atau Jember Folk Tale, banyak ragamnya. Museum Boemi Poeger, kini mendata ada 100 Cerita Rakyat Jember dan data ini akan terus berkembang.

Data ini akan terus berkembang. Bayangkan Kabupaten Jember memiliki 31 Kecamatan 248 Desa / Kelurahan serta 1000 (seribu) lebih dusun / kampung ditambah lokasi-lokasi spesial di mata masyarakat, dan apabila setiap tingkatan wilayah tersebut memiliki minimal 1 cerita rakyat maka Kabupaten Jember memiliki 1000 (seribu) lebih cerita rakyat.

Kami, Museum Boemi Poeger sampai tanggal 28 Juni 2015, baru mendata 100 cerita rakyat di Kabupaten Jember. Penelusuran selanjutnya akan berkembang lebih dari ini.

Berkaitan dengan potensi yang besar berkaitan dengan cerita rakyat yang dimiliki Kabupaten Jember yang perlu disadari bahwa fungsi dan manfaat cerita rakyat yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.   Cerita rakyat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan budaya suatu komunitas. Hampir dapat dipastikan bahwa tak ada satu pun komunitas yang tidak memiliki cerita rakyat, baik yang berupa legenda, mitos, atau pun sekedar dongeng belaka.

Bila digali secara mendalam, cerita rakyat akan semakin memperkaya khasanah budaya dan sejarah peradaban suatu bangsa. Pada umumnya cerita rakyat menceritakan asal-usul suatu masyarakat beserta nilai-nilai budaya yang mereka anut.

 

Y. Setiyo Hadi

Laporan Museum Boemi Poeger Tentang Cerita Rakyat Jember

Jember, 29 Juni 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun