Nikho menatapnya lalu membalikan tubuh ke arah Magnolia pergi. Dan sebuah airmata jatuh meluncur melewati pipinya.Â
* * *
Rinai hujan jatuh perlahan, menghanyutkan tiap tetes airmata yang Magnolia tinggalkan sepanjang jalan. Ia masih berlari, berharap ia dirinya sendiri jatuh dan tak sadarkan diri. Hingga saat dirinya membuka mata, itu semua hanya mimpi. Tapi ia tetap berlari hingga kakinya mulai lelah, membuatnya harus berhenti. Berdiri di tengah hujan yang mulai melebat.Â
Bayangan-bayangan Nikho mulai menari di benaknya. Dari saat ia masih mengabaikan pria itu, hingga ia mulai merindukannya. Dan mereka mulai merajut saat-saat manis bersama. Tapi kenapa Nikho tega lakukan ini? Benarkah dirinya hanya sebatas penghibur saja? Jika iya, kenapa Nikho harus berjuang keras hingga dirinya dan pria itu memiliki banyak cerita, banyak kenangan. Untuk apa semua itu jika akhirnya harus seperti ini?Â
Magnolia menyeka wajah basahnya, lalu menyikap tubuhnya sendiri dengan rasa jijik. Lalu mengeluarkan lengkingan keras yang menyayat hati, bersama gelegar petir yang menyahuti.Â
-----o0o-----
 || baca juga, Part 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H