"Semprul, ayo bantuin bapak!"
Setelah membantu bapak di sawah, seperti biasa, sehabis dzuhur aku akan mencari uang saku di bengkel kecil di pasar. Saat sedang melepas lelah, mataku menemukan gadis itu lagi. Dia terlihat kepayahan membawa beberapa barang, kuberanikan diri mendekat padanya.
"Maaf neng, perlu bantuan?"
"Eh, boleh!"
Hatiku langsung berbunga. Segera saja kurebut barang-barang di tangannya, "banyak sekali belanjaannya?" tanyaku berbasa-basi, dia hanya tersenyum. Aku mengikutinya ke pangkalan ojek. Sayang aku tidak punya motor, kalau punya kan aku bisa boncengin dia. Beruntung sekali si tukang ojek itu.
"Bang Rudi, lain kali boleh saya minta tolong kan?" tanyanya sebelum naik ojek, aku senang sekali dia mau meminta bantuanku. Tentu saja aku tak bisa menolak,
"Oh, tentu boleh. Tapi...apaan ya neng?"
"Nanti malam bang Rudi datang saja ke rumah ya!" katanya dengan nada centil. Dia mengundangku ke rumahnya, aku berjingkrak kegirangan.
* * *
Kuobrak-abrik isi lemariku, mencari pakaian terbaik yang bisa kukenakan.
"Waduh..., kau ini..., Jo...Jo...kok bilikmu amburadul begini toh!" seru Ibu yang membuatku terlonjak. Aku baru saja memasukan kemeja ke tubuhku.