"Syukurlah kau masih hidup, aku takut sekali terjadi sesuatu padamu!" aku memeluknya erat. Tapi dia hanya diam saja, tak membalas pelukanku,
"Aku baik-baik saja. Ly, ikutlah dengan kami!" pintanya, suaranya nampak berbeda. Lebih berat dan tegas. Ku dengar langkah kaki, jadi kutarik tubuhnya darinya. Kulihat Fia dan Carisa mendekati kami, bukan! Mungkin mereka Vera dan Natasha. Wajah mereka terlihat tegas dan dingin. Aku mulai panik, dan juga ada dua buah mobil di halaman rumahku. Di dalam salah satu mobil adalah pria yang kami ikuti tadi siang. Apa yang tengah terjadi?
Kembali kutatap wajah Ferdy, aku tahu ada yang tidak beres, apa yang mereka lakukan terhadapnya?
"Fer!" desisku,
"Kau adalah bagian dari kami," katanya. Aku terbelalak. Mata Ferdy tak seteduh biasanya, akupun berbalik dan siap berlari ke dalam rumah. Tapi tangan Ferdy lebih sigap menangkap tubuhku, "lepaskan aku," aku meronta sekuat tenaga. Tapi saat ini tentu saja kekuatanku tak sebanding dengannya. Meski begitu aku tetap mencoba berteriak dan melepaskan diri. Terlihat salah satu gadis itu menghampiri dan menghujam leherku dengan sebuah suntikan.
Aku terpaku. Mendadak tubuhku kaku. Melemas. Pandanganku menggelap dalam sekejap.
__________o0o__________
©Y_Airy |Jakarta , 21 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H