"Aku mencintaimu!" ungkap Dei. Phoebe kian termangu, "kita diciptakan bersama, kita tumbuh bersama, berbagi ruang, berbagi segalanya. Tak ada yang boleh memisahkan kita!"
"Tak akan ada yang memisahkan kita, meskipun aku menikah dengan Roy. Kau tetap adik kembarku, aku akan selalu ada untukmu!"
"Kau tidak boleh menikah dengan siapapun!" geram Dei, "kau milikku Bi, milikku!" tegasnya dengan nafas mulai tak beraturan.
"Kau sudah memiliki Vilia!"
"Persetan dengan Vilia!" seru Dei menghampiri dan merenggut kedua bahu Phoebe, "aku hanya mencintaimu, kau itu milikku...dan aku milikmu. Kita diciptakan untuk bersama Bi!" katanya kembali melembut. Matanya sembab, tapi buliran bening justru mengalir dari mata Phoebe.
"Dei aku mohon..., hentikan. Kau tahu kita tak mungkin bersama selamanya!"
"Tidak!"
"Terimalah kenyataan, kita sedarah!"
"Aku tidak peduli," sahutnya menggerutu. Rasa sakit kembali menyerangnya sejak beberapa saat lalu, tapi sakit di hatinya jauh lebih perih saat ini.
"Dei!"
"Tak akan ku biarkan siapapun merebutmu dariku!"