"Ikat dia!" suruh Joni.
Dua orang langsung meraih lengannya, menaruhnya di belakang tubuhnya, seseorang lagi mendekat dengan tali. Ia mencoba meronta, "tidak, jangan. Lepaskan aku!" pintanya yang sudah pasti tak di gubris. Orang itu mengikat kedua pergelangan tangannya dengan cukup kencang hingga menimbulkan rasa sakit.
"Lepaskan aku, apa mau kalian..., tolong. Tolong....!" teriaknya, airmatanya mulai meleleh. Mereka membawanya berdiri kembali, "tolong..., tolong...!" ia tetap berteiak. Siapa tahu saja ada penduduk setempat yang tak jauh darinya dan akan mendengar teriak minta tolongnya.
Joni mendekat, menarik rambutnya hingga ia berhenti meronta. Kini mereka bertatapan, "tidak akan ada yang mendengarmu di sini!" serunya.
"Siapa kamu, kenapa kamu lakukan ini padaku?" tanyanya. Joni hanya menyunggingkan senyum kecut, "aku nggak pernah punya urusan padamu, lepaskan aku?"
"Kamu terlalu banyak bicara!" seru Joni melepaskan renggutan rambutnya lalu memungut sesuatu dari kantong celananya. Sebuah sapu tangan, ia menjembreng sapu tangan itu lalu memungut kedua ujungnya hingga membentuk segitiga dengan cepat. Lalu ia menutupkan sapu tangan itu ke mulut Sonia, Sonia pun meronta tapi itu percuma. Ujung sapu tangan itu sudah terikat kuat di belakang kepalanya. Membekap mulutnya dengan kencang hingga rasa sakit di ujung bibirnya yang oecah kian terasa pedih.
"Hem..., hememem....!" hanya itu yang mampu keluar dari mulut Sonia. Joni menatapnya puas lalu memberi kode pada anak buahnya untuk membawanya kian masuk ke dalam hutan.
Dimas dan Rocky masih bertarung, wajah mereka cukup berantakan dengan beberapa lebam di beberapa sisi. Bahkan memercikan darah. Keduanya masih tak mau kalah. Erik datang dengan motornya bersama Aline, ia cukup terkejut dengan apa yang di dapatinya. Iapun segera meloncat turun dari motor dan melerai keduanya.
"Apa-apaan ini, cukup. Hentikan!" ia menerobos di antara pertarungan sengit itu hingga keduanya berhenti. Dengan nafas terengah-engah dan wajah babak belur keduanya memandang Erik sejenak lalu kembali saling pandang dengan penuh amarah.
"Kalian seperti anak kecil, kenapa sampai berkelahi seperti ini?"
"Dia yang mulai duluan!" tunjuk Dimas pada Rocky. Rocky melotot dengan tuduhan itu, "aku, kamu yang...!"