Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Sesungguhnya Cinta

12 April 2016   11:36 Diperbarui: 12 April 2016   11:50 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="lovely bear, wittystory.com"][/caption]

 No. 66 | Y_Airy

 

Dear Diary...

Sampai detik ini, aku tak tahu bagaimana mengungkapkan semua ini...

Rasanya lidahku kelu, atau bahkan lebih lemas dari biasanya sampai tak mampu bergerak.

Aku seorang yang pemalu, apalagi untuk mengungkapkan apa yang tersirat di hati. Rasanya, nyaliku jadi seciut celah halaman buku, lihat saja..., hingga detik ini aku bahkan tak pernah mengucap, "aku cinta padamu" pada suamiku sendiri.

Dulu, pertama aku bertemu dengannya, tak ada rasa apapun, tertarik sedikitpun tidak! Itu aneh kan diary?

Aku memang tak mencintainya kala itu, bahkan ketika kami sering jalan bersama, makan bersama, bahkan saat dia melamarku. Aku masih merasa tak mencintainya, karena tak ada getaran aneh yang menyerang dadaku setiap kali bersamanya. Sekujur tubuhku tak gemetaran ketika dia memandangku. Aku memang sering menulis cerita cinta, entah puisi, cerpen, atau novel. Yang di dalamnya..., menceritakan tanda-tanda orang jatuh cinta. Padahal..., hal seperti itu tak terjadi padaku, kecuali beberapa tahun lalu ketika aku masih belia. Yang dimana jantungku dag-dig-dug der ketika seorang pria asing tak di kenal memandangku begitu dalam, meski pertemuan itu tak berlanjut karena kami tak berkenalan. Entah apa rasa seperti itu sebenarnya?

Diary...

Apa kau tahu?

Terkadang aku merasa aneh sendiri dengan diriku, aku menerima cinta dari pria yang tak aku cintai, bahkan menerima pinangannya. Kami memang pacaran, meski aku tak yakin dengan perasaanku sendiri. Dan ketika ada pria lain yang melamar, aku menolaknya dan tetap bertahan dengan pria yang kini menjadi ayah dari anak-anakku. Pria yang ku pikir aku tak mencintainya.

Entahlah...,

Apakah cinta itu sekedar rasa gemetar di seluruh tubuh ketika dia menyentuhmu? Ataukah cinta itu sekedar debaran aneh yang menyerang dadamu ketika dia memandangmu?

Aku tak rasakan itu, bertahun membangun bahtera bersamanya, dia memang bukan pria yang suka memberi kejutan bunga di hari-hari penting, jangankan hari ulangtahunku, hari pernikahan kami saja dia sering lupa! Meski begitu aku tak merasa sedih Diary...

Kau tahu Diary?

Ada beberapa hal yang baru aku mengerti, tanpa ku sadari..., dia, suamiku itu..., sering memberi kejutan-kejutan kecil tak terduga. Seperti ketika dia pulang kerja membawa baju baru untukku, atau sepatu baru, bahkan kerudung baru. Seperti ketika dia tiba-tiba mengajakku pergi keluar, padahal ia cape. Atau..., ketika ia membeli jajanan favoritku yang sulit sekali di dapat di kota ini. Ketika ia melihat, ia ingat dan membelikannya untukku.

Dan perhatian-perhatian yang selama ini aku abaikan, oh Diary....

Aku jahat sekali. Bagaimana mungkin bisa ku katakan aku tak mencintainya, kau tahu Diary. Setiap kali teleponan dari kantor, sebelum aku bertanya apakah dia sudah makan atau belum, dia sudah bertanya lebih dulu.

Diary...

Jika aku tak mencintainya, mana mungkin aku merasa tersiksa ketika dia marah padaku. Ketika dia mendiamkan aku, ketika dia cuek padaku.

Hatiku rasanya sakit, ketika dia bahkan tak mau bicara padaku. Sungguh! Aku tak bisa berlama-lama marahan dengannya, aku tak bisa dia mendiamkan aku. Aku tak bisa.

Mana mungkin aku tak mencintainya, jika hanya dengan melihatnya tersenyum saja hatiku sudah merasa bahagia. Bagaimana aku tak mencintainnya, jika melihatnya tertidur kelelahan saja mataku memanas dan menitikan buliran bening. Bagaimana mungkin ku katakan aku tak mencintainya, jika dia pulang terlambat tak ada kabar dan tak bisa di hubungi hatiku cemas setengah mati.

Bagaimana mungkin Diary..., bagaimana mungkin!

Oh... Diary...

Tolong sampaikan padanya, berjuta maaf yang tak mampu ku ucap karena aku terlalu malu untuk mengakuinya. Tolong sampaikan padanya betapa aku mencintainya...

Karena aku mulai mengerti, seperti apa sesungguhnya cinta!

Cinta adalah ketika kau cemas menunggunya yang terlambat pulang,

Cinta adalah rasa pedih ketika dia marah padamu dan mendiamkanmu,

Cinta adalah setitik rasa bahagia ketika kau melihatnya tersenyum bahagia,

Cinta adalah ketika kau menghormatinya sebagai suamimu,

Cinta adalah ketika kau mencintainya karena dia adalah imammu

Cinta...,

Setidaknya seperti itulah cinta yang aku sadari.

 

----------o0o----------

©Y_Airy | 12 April 2016 

[caption caption="My Diary, Nitto. fiksiana Community"]

[/caption]NB : Untuk melihat hasil karya peserta lain silahkan kunjungi Fiksiana Community

 

Dan silahkan bergabung dengan group FB Fiksiana Community

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun