Terkadang aku merasa aneh sendiri dengan diriku, aku menerima cinta dari pria yang tak aku cintai, bahkan menerima pinangannya. Kami memang pacaran, meski aku tak yakin dengan perasaanku sendiri. Dan ketika ada pria lain yang melamar, aku menolaknya dan tetap bertahan dengan pria yang kini menjadi ayah dari anak-anakku. Pria yang ku pikir aku tak mencintainya.
Entahlah...,
Apakah cinta itu sekedar rasa gemetar di seluruh tubuh ketika dia menyentuhmu? Ataukah cinta itu sekedar debaran aneh yang menyerang dadamu ketika dia memandangmu?
Aku tak rasakan itu, bertahun membangun bahtera bersamanya, dia memang bukan pria yang suka memberi kejutan bunga di hari-hari penting, jangankan hari ulangtahunku, hari pernikahan kami saja dia sering lupa! Meski begitu aku tak merasa sedih Diary...
Kau tahu Diary?
Ada beberapa hal yang baru aku mengerti, tanpa ku sadari..., dia, suamiku itu..., sering memberi kejutan-kejutan kecil tak terduga. Seperti ketika dia pulang kerja membawa baju baru untukku, atau sepatu baru, bahkan kerudung baru. Seperti ketika dia tiba-tiba mengajakku pergi keluar, padahal ia cape. Atau..., ketika ia membeli jajanan favoritku yang sulit sekali di dapat di kota ini. Ketika ia melihat, ia ingat dan membelikannya untukku.
Dan perhatian-perhatian yang selama ini aku abaikan, oh Diary....
Aku jahat sekali. Bagaimana mungkin bisa ku katakan aku tak mencintainya, kau tahu Diary. Setiap kali teleponan dari kantor, sebelum aku bertanya apakah dia sudah makan atau belum, dia sudah bertanya lebih dulu.
Diary...
Jika aku tak mencintainya, mana mungkin aku merasa tersiksa ketika dia marah padaku. Ketika dia mendiamkan aku, ketika dia cuek padaku.
Hatiku rasanya sakit, ketika dia bahkan tak mau bicara padaku. Sungguh! Aku tak bisa berlama-lama marahan dengannya, aku tak bisa dia mendiamkan aku. Aku tak bisa.