Aku mulai bosan menjadi hitam, menciptakan perih, bahkan merenggut, katakan ..., berapa lagi yang harus jatuh? Harus terenggut, ku tak mau terus menjadi iblis, mencuri senyum mereka, melolos nyawa mereka, getir....
Ku rasakan diriku menjadi kejam, memang..., bukan hanya kata mereka, aku bosan mendengar keluh, bosan terus terhujat, meski mungkin memang disinilah semestinya aku berada, tapi aku tak ingin terus mengantar mereka pada gurat perih yang melahirkan tangis-tangis lara,
Â
Kau pikir akupun ingin, mungkin kau terhujat kejam, tapi aku lebih dari itu, karena segala yang ku sentuh pastilah hancur, tapi siapakah yang sebenarnya tiupkan nafas iblis padamu? Aku! Nyatanya.....
Aku juga terhembus oleh ruh iblis, tersulut tangan-tangannya, siapa mereka? Yang menyulut sepercikku di atas kering rerumputan lalu pergi? Sembunyi di balik punggung,
Jangan kita saling menghujat, baiknya kita saling bantu, katakan saja pada angin, jangan bawa jiwaku meluas, katakan padanya, sampaikan salam pada langit, tuk bawa segenggam hujan, tuk mandikanku....
Â
Â
Jakarta, 23/09/15
Y_Airy
Â