Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ The Wedding #Part 3

30 Juli 2015   11:10 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:07 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Seperti biasa selesai makan malam, Nicky masih memasuki ruang kerjanya. Tadi ada beberapa telepon yang terpaksa ia tolak karena ia ingin menikmati makan malamnya kali ini, sementara Liana setelah membuat kopi untuk Nicky ia memutuskan untuk langsung ke kamar saja. Tapi tak bisa memejamkan mata, membolak-balik tubuhnya berulang-ulang. Sesekali ia akan melirik jam di dinding, dan Nicky tak kunjung memasuki kamar itu. Hingga jarum pendek menunjukan angka sebelas, pria itu tak jua membuka pintu kamar mereka. Akhirnya Liana mulai mengantuk, baru satu detik ia memejamkan mata ia harus segera membukanya kembali karena terkejut oleh suara klik dari pintu saat Nicky memasuki kamar. Seketika Liana bangun terduduk, menatap suaminya dengan mata sedikit sayu.

Nicky membalas tatapan itu, "kau belum tidur?" tanyanya, "tadi aku tak bisa tidur, tapi....sebenarnya aku hendak terlelap saat kau muncul mengejutkanku!"

"Mengejutkanmu?"

"E....," Liana tak mampu menjawab, sahutan Nicky seolah sebuah ungkapan kecewa. Ia teringat kejadian semalam saat dirinya menjerit ketika Nicky menyentuh pipinya, Nicky pasti berfikir dirinya terkejut dengan kedatangannya karena masih takut akan hal yang sama. Sesungguhnya ia terkejut karena hendak menutup mata dan orang yang di tunggunya baru muncul.

Nicky berjalan ke ranjang, ia menaiki ranjang dari sisi lain dan langsung membaringkan tubuhnya seperti biasa. Liana meliriknya, tangannya memainkan selimut di pangkuannya. Jantungnya mulai berdegup tak karuan, apa yang harus di lakukannya sekarang? Sinta bilang tak ada salahnya seorang istri bersikap sedikit agresif terhadap suaminya sendiri, tapi itu bukan dirinya sama sekali. Mana mungkin?

Nicky melirik, "kau tak mau tidur, ini sudah tengah malam!" tanyanya, "e...aku...aku....!" Liana masih gugup, lidahnya terasa begitu kelu. Mana mungkin ia akan bilang kalau dirinya sengaja menunggunya, padahal selama ini jika suaminya memasuki kamar ia harus pura-pura sudah terlelap. Kecuali kalau dirinya memang sudah di buai mimpi. "besok aku ada meeting pagi sekali, bisakah kau bangunkan aku lebih awal?" pinta Nicky.

"I-iya!" Liana menoleh padanya, Nicky memiringkan tubuhnya. Memunggunginya, Liana ikut berbaring tetapi kali ini ia tak memunggungi suaminya justru menghadap padanya. Menatap punggungnya yang bergerak halus oleh hembusan nafasnya yang hangat. Dia terlihat lelah sekali, sehingga dalam sekejap sudah berada di bawah alam sadarnya. Aroma khas sabun yang Nicky gunakan untuk mandi tadi masih terasa segar, Liana merangkakan tangannya perlahan ke arah tubuh suaminya. Tapi ia berhenti setelah hanya tinggal sejengkal saja, lama ia termangu sebelum akhirnya menarik tangannya kembali. Ia menghela nafas dan menghembuskannya kembali, menatap punggung suaminya hingga matanya terpejam.

* * * * *

The Wedding #Part 4

• S.S.P.B ~ The Wedding ( second novel )

Mohon maaf lahir batin buat semua sahabat K, maaf juga baru bisa ngelanjutin artikel-artikel yang tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun