Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ The Wedding #Part 3

30 Juli 2015   11:10 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:07 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* * *

Liana menyirami taman bunga, tetapi pikirannya melayang ke beberapa jam lalu saat dirinya berbicara dengan Sinta.  

"Kau tidak boleh terus seperti itu Liana, melupakan masalalu yang buruk itu memang sukit. Tapi kau tidak boleh hidup dalam bayangannya, kau memiliki masa depan dengan Nicky. Itu yang harus kau pikirkan!" bujuk Sinta, "aku sudah mencobanya, Sin. Tapi itu sangat sulit!" sahutnya,

"Aku tahu, tapi kau tidak bisa terus menjaga jarak dengan suamimu sendiri jika kau tak mau kehilangan dia!" bujuk Sinta, Liana menatapnya, "kehilangan dia?"

"Liana, seorang suami yang tidak mendapatkan kepuasan batin dari istrinya sendiri memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk mencari hal itu di luar!" goda Sinta, Liana sedikit melotot, "mak-maksudmu apa?" tanyanya. Sinta mendesah panjang, "jika kau tak mencoba membuka diri pada suamimu ada kemungkinan dia akan selingkuh!" jelasnya,

"Apa?"

"Bukannya aku menakutimu, tentunya kau masih mencintai Nicky kan?" Liana terdiam mendengar perkataan Sinta, "sebagai seorang ostri tidak ada salahnya jika kita sedikit afresif pada suami sendiri, ciptakan kehangatan di antara hubungan kalian!" saran Sinta, "tapi....!"

"Heah....kau ini, intinya lupakan masalalumu yang buruk itu dan tapaki saja masa depan yang sudah menunggumu. Kecuali jika kau sudah tidak mencintai Nicky lagi, ya minta cerai saja!" kesal Sinta.

Liana merenungi pwmbicaraan itu, mungkin benar selama ini dirinya yang egois? Ia sendiri yang menciptakan tembok di antara hubungannya dengan Nicky, dan trauma itu ia jadikan alasan. Tapi ia masih tak bisa melupakan apa yang Rey katakan saat itu, kata-kata pria itu masih jelas terngiang di telinganya. Dan itu yang membuatnya takut bersentuhan dengan suaminya sendiri.

Tapi bukankah itu sungguh tidak adil? Jika memang apa yang di katakan Rey itu benar....mana mungkin sekarang ia dan Nicky terikat tali pernikahan? Ataukah benar....Nicky sungguh tidak bisa menolak segala keinginan kakek Willy sehingga pernikahan ini terjadi? Benarkah pria itu menikahinya karena paksaan dari kakek Willy?

Liana menggelengkan kepalanya untuk menampik semua pikiran itu, benar atau tidak Sinta jauh lebih benar. Nicky suaminya sekarang, jika Nicky tidak mencintainya maka itu adalah tugasnya sebagai seorang istri untuk membuat suaminya mencintainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun