Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ The Wedding #Part 1

9 Juli 2015   10:51 Diperbarui: 9 Juli 2015   10:51 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan mata William terpejam, nafasnya menghilang secara halus. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang, ia percaya Nicky bisa memenuhi tanggungjawabnya dengan baik. Ia tak khawatir karena Jaya akan ikut membantu cucunya itu seperti selama ini dia membantunya.

Tangis Liana pecah saat ia merasakan tangan kakek Willy mengendur dan terlepas radi genggamannya, "kakek....!" tangisnya. Nicky juga menitikan airmata, tapi ia memilih untuk menangis dalam diam. Dengan kepergian kakeknya, kini ia merasa beban di pundaknya semakin berat. Ada Harris Group yang harus ia jaga agar tetap berjaya, dan juga Liana. Yang harus ia jaga agar tak lagi terluka, tapi ia justru takut kalau dirinyalah yang akan melukainya.

* * *

Liana pingsan di tengah prosesi pemakaman, Nicky menyuruh Jaya untuk membawanya pulang lebih dulu sementara dirinya tetap menyelesaikan pemakaman kakeknya. Kondisi Liana cukup drop dengan kepergian kakeknya, selama ini Liana selalu berbagi dengan kakeknya. Kakeknya yang selalu mencoba membangkitkan semangatnya kembali, yang selalu mencoba menciptakan senyuman itu kembali. Dan kini kakeknya sudah pergi, lalu siapa nanti yang akan menghiburnya saat dirinya sedang sibuk di kantor, siapa yang akan berbagi cerita? Meski selama ini Rizal juga berusaha untuk bercanda dengannya tetapi Liana jarang menanggapi. Ia berubah menjadi lebih tertutup. Sinta dan Johan, anaknya yang masih kecilpun terkadang datang berkunjung untuk mengajaknya bermain. Tapi tetap saja tak bisa mengembalikan sikap Liana yang dulu.

Nicky menatap Liana dari pintu kamar kakeknya, istrinya itu sekarang berbaring di kamar almarhum kakeknya. Menangis, dan ia tak bisa melakukan apapun selain hanya memandangnya dari jauh. Wanita itu istrinya, tapi ia bahkan tak bisa memeluknya sebagaimana seorang suami. Celah itu kini terasa begitu tebal dan dingin, sangat menyakitkan.

* * * * *

Part 2

S.S.P.B ~ The Wedding (second novel)

Tayang dua kali seminggu, Senin dan Kamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun