"Tidak berniat...., lalu apa itu? Kalian menari bersama, kamu tahu Alisa...aku bahkan tidak tahu kalau Ridwan bisa menari!"
"Dia tak pernah memberitahumu?"
"Itu bukan point utamanya, jujur....aku sangat kecewa padamu. Aku pikir....kamu benar-benar ingin berteman sama aku?"
"Tentu saja aku ingin berteman sama kamu!"
"Kalau begitu seharusnya kamu jujur padaku sejak awal,"
"Maafkan aku Nadine!"
"Berhentilah minta maaf, kamu....kamu lebih jahat dari dugaanku Alisa!"
"Nadine!"
Nadine langsung berdiri dan beranjak pergi, Alisa tak memanggilnya untuk menghentikan langkah temannya karena ia tahu itu akan percuma.
Sejak itu hubungan mereka jadi renggang, di sanggar keduanya tak pernah tegur sapa meski sebenarnya ingin. Dan tahu, siapa yang tertawa? Cheryl, Cheryl tertawa di dalam hatinya. Dan kesempatan itu di ambilnya untuk mendekati Nadine, mencoba membuat Nadine semakin jauh dari Alisa. Setelah itu dia juga akan membuat Nadine menjauh dari Ridwan.
Pagi itu Alisa berdiri di depan loker Nadine, memandanginya. Ia sungguh masih ingin mereka bisa tertawa bersama, latihan bersama seperti dulu. Beberapa teman mulai berdatangan, Alisa terperanjat dengan derap langkah kaki dan menyingkir. Ia segera memasuki ruang latihan dan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Latihanpun berjalan seperti kemarin-kemarin. Tapi di tengah latihan itu, tiba-tiba Nadine jatuh terjerembat. Membuat latihannya harus terhenti seketika, semua temannya menoleh padanya.