* * * * *
Ridwan berdiri di pinggir panggung ketika melihat Alisa sedang menari, terlihat sangat indah di matanya. Sebenarnya banyak yang ingin ia utarakan tapi melihat wanita itu kini rasanya lidahnya justru tak mampu bergerak. Iapun melepas jasnya, berjalan perlahan dan segera ikut bergabung. Alisa menghentikan tariannya karena terkejut Ridwan kembali menari, kini ia yang melihat pria itu mulai mengitarinya.
Nadine membuka hpnya ketika mendengar rington pesan masuk, ia tertegun karena pesan itu dari Cheryl.
Lebih baik kamu jaga baik-baik tunanganmu jika tidak ingin sahabatmu merebutnya, kurasa.....mereka sedang kencan di sanggar!
Nadine melotot membaca isi pesan itu, terang sekali. Apa maksud Cheryl memberinya pesan seperti itu, hanya ingin membuat hubungannya dengan Alisa makin memburuk atau itu memang benar? Ia memang punya firasat yang kurang enak, tapi ia tak berfikir sampai sejauh itu.
Hanya ada satu cara untuk membuktikannya, yaitu ia harus pergi ke sanggar kembali. Iapun bangkit dari duduknya di ranjang, menyambar tasnya dan langsung pergi.
Alisa dan Ridwan menari dengan sempurna, terlihat seperti pasangan yang memang perfect. Itu pertama kalinya Ridwan kembali menari setelah sekian tahun, ternyata tidak susah mengingat gerakannya. Apalagi yang mendampinginya adalah Alisa, segala memori di masa lalu yang indah langsung kembali menyerangnya. Ia merasa seperti tak pernah vacum menari selama ini.
Nadine menatap keduanya diujung tirai, ia menyembunyikan diri di sana. Ternyata Cheryl benar, mereka memang bertemu dan.....Ridwan! Bagaimana Ridwan bisa menari? Dia bahkan tak pernah memberitahukannya kalau dirinya bisa menari. Nadine meremas tirai itu dengan geram dan marah. Mereka berdua terlihat sangat sempurna, benar-benar pasangan yang sangat serasi. Keduanya bisa mengimbangi dan saling melengkapi tarian itu.
Tarian itu berakhir dengan Alisa mengitari Ridwan, Ridwan menyambutnya. Ikut berputar bersamanya, tangan Ridwan berada di pinggang ramping Alisa. Ia mengangkat tubuh Alisa ke atas, kedua tangan Alisa merentang. Ridwan setengah berlutut, tarian mereka pun selesai. Perlahan Ridwan menurunkan Alisa seraya mendirikan tubuhnya, Alisa menurunkan tangannya ke tangan Ridwan yang masih memegang pinggangnya. Ia menoleh perlahan saat kakinya mendarat, mata mereka bertemu. Kini mereka berpadangan dengan sangat dekat, nafas mereka saling bertautan.
Jantung Nadine mulai berdegub kencang, apa yang akan terjadi? Nafasnya mulai tidak teratur menunggu.
"Kamu tahu itu, kita masih memiliki hati yang sama. Lalu kenapa kamu masih ingin mengingkarinya?" desis Ridwan.