"Kau terlalu banyak bicara!"
"Aku bisa mengerti jika kau marah atas kematian istri dan anakmu, terutama dengan artikel yang muncul setelah insiden itu. Terus terang.....aku juga tidak setuju dengan apa yang tertulis di sana tentang mereka, tapi lihatlah....kau bahkan sudah membunuh semua anggota kami yang saat itu terlibat dalam penyergapan. Jadi lepaskan anak-anakku, kau boleh membunuhku!"
"Papa!" desis Sharon hendak menggeser dirinya tapi Danny kembali menepikan tubuhnya. Ferian sedikit tercengang, lalu sebuah tawa kembali muncul dari mulutnya.
"Membunuhmu....sudah pasti aku akan membunuhmu, tapi aku tidak akan melepaskan anak-anakmu. Putramu bisa menjadi alat yang hebat untukku, dan putrimu......!" Ferian sedikit menggeser matanya untuk menemukan wajah Sharon, "dia juga bisa berguna untukku, dia akan tumbuh jadi gadis yang cantik. Mungkin.....aku akan menjualnya ke seluruh dunia, kau suka itu?"
Danny mengepalkan tinjunya dengan geram, menggerutu sehingga ada sedikit bunyi gemeretak dari giginya. Sementara Sharon meremas baju ayahnya dari belakang untuk menepis ketakutannya. Danny melirik Sammy yang hanya diam membisu dan terpaku. Apa yang terjadi padanya? Apa yang di lakukan Ferian padanya?
*****
Sementara pasukan Jonan mulai memasuki tempat itu, ada yang mengendap. Ada yang mulai menerobos masuk, di sisi lain Budi juga masih sibuk bertarung dengan beberapa orang. Dan rombongan Anton menuju ke arahnya. Jonan merasa harus ikut terjun langsung juga, iapun memimpin langsung penyergapan itu. Karena ia tahu Danny sudah berada di dalam, pasti pintu masuk sudah lebih mudah di terobosnya, ia membagi semua anak buahnya ke seluruh penjuru tempat itu. Termasuk ke basement tempat Anton akan menuju untuk bisa kabur dari jalan rahasia. Terdengar baku tembak dan juga perkelahian fisik di antara mereka. Tapi ternyata musuh sudah banyak yang jatuh sehingga mempermudah jalannya.
Beberapa anak buah Ferian menyerang Danny, Sharon ikut melawan sehingga terjadi perkelahian di ruangan itu sementara Ferian hanya menonton. Kali ini orang-orang yang bersama Ferian lebih tangguh daripada semua yang berjaga tadi sehingga membuat Sharon yang tentu masih di bawah umur jadi kewelahan. Di ruangan lain, profesor Kemal tergeletak bersimpah darah. Setelah apa yang di lakukannya terhadap Sammy berhasil Ferian meledakan kepalanya dengan sebuah timah panas, orang tua itu sudah tidak berguna lagi. Lagipula semua serum yang ia butuhkan sudah sempurna, setelah Danny Hatta mati ia akan kabur keluar negeri dan mendapat banyak uang dari hasil karyanya itu.
Salah satu anak buah Ferian berhasil meringkus Sharon, menangkap tubuhnya dari belakang seraya mencengkeram lehernya dengan kuat, "papa!" seru Sharon, Danny yang sedang membanting seseorang dan hendak mematahkan tangannya menghentikan aksinya. Ia menoleh ke arah suara putrinya, ia tercengang ketika orang yang mencengkeram Sharon justru menempelkan moncong senjata apinya ke sisi kepala Sharon. Perlahan Danny melepaskan tangan orang itu dan berdiri. Ia tahu para penjahat selalu menggunakan orang-orang tersayang sari musuhnya untuk bisa mengalahkannya. Jika Ferian tega menembak istri dan anak Putra yang masih kecil, tidak menutup kemungkinan dia juga bisa benar-benar menembak Sharon. Sudah cukup ia melihat Sarah mati tertembak di depan matanya karena kebodohannya sendiri, dan itu tidak akan ia biarkan terjadi pada Sharon ataupun Sammy.
**********
A Danny Hatta Novel Trilogi ;