Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

White Rose #5; Gadis Bersepeda Itu!

16 Mei 2015   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh tahun telah terlewat setelah kecelakaan akibat gempa yang memisahkannya dengan White Rose, adik tercintanya. Berbagai cara di lakukan untuk mencarinya, tapi hingga kini tak ada hasil sama sekali. Ricky pasrah akan hal itu walau hati kecilnya menjerit tak rela kehilangan adiknya. Tapi ia tetap yakin adiknya pasti masih hidup, selama ia belum melihat mayatnya ia tak akan percaya kalau Rose telah pergi.

Ricky mengendarai menuju ke kampus, di sampingnya Sharon yang selama ini menjadi adiknya. Sharon memang tak bisa menggantikan Rose, tapi kasih sayang yang ia berikan pada gadis itu begitu besar hingga apapun kemauannya ia turuti. Bukan karena hutang budi pada keluarganya tapi karena merasa telah gagal menjaga adiknya sekali maka ia tak mau gagal dua kali. Itu sebabnya ia tak mau mengecewakan Sharon atau membuatnya sedih. Dan Sharon yang tumbuh menjadi gadis manja akan selalu mengadukan apapun kepada sang kakak, dan sang kakakpun akan bertindak.

Sharon berkaca pada cermin kecil di dalam kotak bedaknya, memolek wajahnya sekali lagi denagn spon yang sudah ia colekan di bubuk padat dalam benda itu. Selesai itu dia membelai-belai rambutnya untuk memastikan itu tak berantakan. Ricky milirik dan tersenyum, "aduh.....tuan putri, dari tadi dandan terus sih. Bisa bantuin panglima buat nyetir nggak?" godanya.

"Ah kakak, aku kan berangkatnya sama kakak. Ya kakaklah yang harus nyetir!"
"Kita ini mau kuliah sayang bukan pesta!"
"Emang kita mau kuliah, tapi kan tetap harus cantik!"

Ricky mengusap rambutnya, sedikit memberantakinya. Dan Sharon langsung langsung menyingkirkan tangannya, "aaaahhhh....., kak Ricky. Rambut aku jadi jelek kan!" kesalnya, Ricky hanya tertawa kecil sementara Sharon merapikan rambutnya kembali.

*****

Lapangan basket sudah penuh dengan peserta dan penonton, para juri duduk di tempat masing-masing. Para cheerleaders menari dan menyanyi sebagai pembukaan acara dan juga penyemangat, salah satunya adalah Sharon. Itu adalah pertandingan antar kelompok, yang menang akan mewakili kampus untuk pertandingan antar universitas tahun ini. Ricky adalah kapten di timnya itu, Jerry adalah pemain tengah sekaligus memang nomor dua setelah Ricky. Jerry yang menjadi teman Ricky sejak SMU tak kalah ganteng dan telah lama menjadi incaran Sharon. Sharon bahkan sudah menganggap bahwa dirinya memang pacaran dengan Jerry. Memang ketika Sharon memintanya menemani jalan Jerry hampir tak pernah menolak karena dirinya emang nggak punya pacar.

Sementara Mela duduk di barisan paling depan, Mela adalah anak kelas musik. Dia sangat berbakat bermain piano dan chello. Bahkan boleh di katakan kalau dia sudah menjadi pianis muda, karena dia sudah sering di undang ke acara pentas musik dan opera sejak SMU. Dan dia duduk di barisan paling depan karena statusnya adalah pacar Ricky, mereka sudah lebih dari setahun menjalin hubungan dan tak ada kendala keluarga. Pertandingan berlangsung baik, sorak-sorai dari penonton dan cheerleaders bergemuruh ketika idola mereka mencetak poin.

Mawar duduk di depan televisi sambil memegang sebungkus potato chips, tangannya masuk ke dalam bungkusan dan keluar dengan membawa sekeping potato chips di ujung kedua jarinya lalu memasukannya ke mulutnya. Paman Fahri keluar dari dapur dan duduk di sampingnya, "serius sekali, cuma basket doang. Berita lebih bagus!" katanya seraya menyambar remot dan mengganti channelnya, Mawar langsung menoleh.

"Ih....paman, itu lagi tegang-tegangnya kok di ganti!" protesnya, "kalau tegang sini paman pijitin!" goda Fahri. "nggak lucu, paman mana remotnya?" pinta Mawar hendak merebut remot itu dari tangan Fahri.
"Gantian dong!"
"Paman ganteng deh, ayo ganti lagi dong....!" rayunya.
"Nggak mempan rayuan gombalmu!"
"Ah paman.....itu kan Elang Putih yang lagi tanding!"
"Terus....kenapa?"
"Ih...paman nggaka asyik!"

Mawar kembali ke duduknya seraya memoncongkan bibirnya, Fahri melirik seraya tersenyum. "iya Mawarku yang cantik, gitu aja marah!" godanya mengembalikam cannel yang tadi di tontong oleh gadis yang sudah seperti putrinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun