Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

White Rose #4; Perpisahan

16 April 2015   17:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Loh, kok nggak suka?"
"Aku suka bicara soal kematian!"

Dika terdiam, ia jadi ingat. Rose bercerita kalau keluarganya meninggal karena kecelakaan mobil itu, dan ia jadi tak suka naik mobil.

*****

Seluruh persiapan sudah di bereskan dan di masukan ke dalam mobil. Orang tua Dika sedang pamitan dengan saudaranya sementara Dika gelisah di dalam mobil. Dia harus bertemu Mawar sebelum pergi tapi rumah paman Fahri cukup jauh dan berlawanan arah, ia juga tak mungkin kabur. Kedua orangtuanya memasuki mobil, duduk di depan.

"Aduh....anak mama kok cemberut gitu. Biasanya paling semangat kalau udah mau balik ke Jakarta?" seru Asti, "kita perginya bisa nunggu sebentar nggak Pa?" tanya Dika. "memangnya mau nunggu apa lagi?" tanya Irfan.

"Sebentar.....aja!" pintanya seraya celingukan ke kanan dan kiri, "kamu ini kaya' orang sibuk aja, nunggu apa sih celingukan begitu?" tanya Asti. Tapi Dika tak menyahuti ocehan orangtuanya. Ia berharap Mawar akan datang untuk mengantarnya pergi.

Akhirnya Irfan tetap menjalankan mobilnya, membuat Dika jadi tambah murung. "sebenarnya ada apa sayang?" tanya Asti. Dika hanya menggeleng pelan lalu melempar pandangannya ke samping. Sekilas ia seperti melihat seseorang, lalu ia pun menoleh ke belakang dan Mawar memang berdiri di jalan setapak menuju jalan raya.

"Pa, berhenti pa!" seru Dika dengan lantang membuat Irfan harus menginjak rem secara mendadak. "apa ada sih, jangan ngagetin papa dong?" protes Irfan. Dika tak menyahut, ia langsung saja meloncat keluar dan berlari ke belakang. Menghampiri Rose yang berjalan perlahan dengan tongkatnya. Asti ikut keluar dari mobil dan memperhatikan putranya.

"Kok kamu jalan di sini?" tanya Dika, "aku nggak berani datang ke rumah tante kamu makanya aku potong jalan aja ke sini!" sahut Rose.
"Oh....gitu!"
"Kamu beneran mau pergi sekarang ya?"
"Besok kan aku dah mulai masuk sekolah lagi!"

Asti kembali masuk ke dalam mobil, "siapa anak itu ma?" tanya Irfan. "nggak tahu pa, Dika nggak pernah cerita, tapi sepertinya mereka sudah akrab!"

Rose menyodorkan sebuah kepalan tangan ke arah Dika, anak lelaki itu menatap tangan mungil gadis di depannya lalu kembali ke wajahnya.
"Apaan?" tanya Dika.
Rose membuka kepalan tangannya, di telapak tangannya ada sebuah kalung berliontin bunga mawar dengan berlian dan saphire berwarna putih. Kilauannya terpancar oleh silau sinar matahari, "ini apa?" tanya Dika memungut benda itu dan mengamatinya. Ia memutar liontinnya, di belakangnya terukir White Rose, lalu ia melirik Rose.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun