Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu...

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[PDKT] Cinta Dalam Sepotong Mendoan

5 April 2015   00:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Malahan Fahmi sering membantu Putri melayani pembeli, meski Putri sudah menolak. Tapi karena hal itu dirinya jadi lebih mengetahui sisi lain sang gadis pujaan.

"Udah, kak Fahmi duduk aja mumpung sepi!" suruh Putri,
"Nggak apa-apa, biar aku bantuin nggoreng ya?"
"Emang bisa gitu, entar malah jadi berantakan semua. Pelanggan pada kabur!"

Lagi asyik berdebat ada suara yang harus menghentikan keduanya. Keduanya kenal suara itu, "apa apa ini, ribut-ribut?" seru orang itu. Pria yang usianya tak jauh dari Fahmi yang cukup Fahmi kenal, pria itu adalah security caffe tempatnya biasa ngumpul sama teman-temannya. Bertubuh kekar dan berwajah sedikit sangar.

Waduh.....ngapain nih orang ada dimari?

"Ehm....nggak apa-apa kok bang!" sahut Putri merebut sodet di tanganku dan sedikit menggeser tubuhku biar agak minggir.
"Nih bocah tengil gangguin kamu?" tanya Orang itu seraya menatap Fahmi seolah mau menelannya mentah-mentah. "nggak bang, kak Fahmi ini teman aku. Oya, kak Fahmi itu bang Ridho. Kakak aku!"

Kakak!

Mata Fahmi melotot seketika, jadi satpam sangar ini kakaknya Putri? Fahmi mulai jadi kikuk dan kelagapan. Mana nih orang sudah tahu kebiasaannya nongkrong di caffe sama teman-temannya, aduh.....bakal di ijinin nggak ya kalau naksir adiknya?

Fahmi berusaha memberi senyum, "malem bang....!" sapanya. "kenapa senyum-senyum!" galaknya, seketika Fahmi menghapus senyum di wajahnya. "kamu ini....yang suka dateng ke caffe kan!"

"Eh.....eh...iya bang!"
"Ngapain kamu deket-deket sama Putri?"
"Abang jangan galak-galak gitu dong, kak Fahmi kan senior aku di kampus!"

Ridho memandang Fahmi dari ujung rambut sampai kaki, lalu kembali me wajahnya. Ada adonan tepung di pipi Fahmi. Sepertinya pria itu tahu kalau Fahmi lagi berusaha mendekati adiknya. Tatapannya bertambah tajam, membuat seluruh tulang Fahmi jadi mau rontok rasanya.

"Kamu suka sama adikku?" tanyanya tiba-tiba, Putri yang terkejut sekarang. "abang ngomong apa sih, kami kan cuma teman!" seru Putri dengan wajah sedikit malu. Fahmi sendiri malah memutar-mutar bola matanya mencari jawaban yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun