Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Price of Blood #Part 19

3 April 2015   10:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danny meminjam mobil Jonan dan meninggalkan temannya di markasnya, ia tetap bersikeras untuk mengintai sendiri tempat itu. Dan memang, untuk keamanan ia harus pergi sendiri. Ia tak mau mengambil resiko yang bisa mencelakai putrinya. Ia menghentikan mobil itu di dekat sebuah warung kopi di pinggir jalan, tak jauh dari sana ada beberapa tempat yang sedang di bangun. Danny keluar dari mobil dan berjalan ke arah warung itu. Memesan secangkir kopi hitam, ia memutarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu. Ada beberapa pria di sana yang sepertinya adalah pekerja bangunan, mereka sedang menikmati kopi dan roti seraya bersendau gurau. Danny menyeruput kopinya perlahan, menaruh cangkirnya kembali ke meja.

Seorang pria memasuki warung itu, dia memesan sebatang rokok dan kopi hitam pula. Suara itu tidak asing di telinga Danny, perlahan ia menoleh ke arah sumber suara. Di perhatikannya pria bertubuh kekar itu yang sedang menyulut sebatang rokok di mulutnya dengan korek gas yang tergantung dia tali rafia. Kepulan asap keluar dari mulutnya, pria itu begitu menikmati hisapan rokoknya. Dia mencabut batang rokok yang terselip di bibirnya itu lalu menatap ke arah beberapa pria yang berkumpul di meja sebelah kirinya.

Mata Danny masih tak lepas darinya, ia memperhatikan setiap gerak-gerik pria itu yang sedang mendudukan diri di kumpulan pria di meja itu. Salah satu pria itu sepertinya tahu kalau Danny memperhatikan mereka, ia memberi isyarat dengan dagunya kepada temannya. Orang berkaos hitam itupun menoleh ke arah. Mata mereka bertemu, pria itu nampak terkejut tapi Danny masih duduk diam memandangnya.

Pria itu menarik matanya dari Danny untuk berfikir, lalu perlahan ia bangkit dari duduknya. Melangkah ke arah Danny, duduk di depannya. Danny kembali menyeruput kopi hitamnya tapi matanya tak meninggalkan pria yang kini duduk di depannya.

"Apakah ada sesuatu yang menyeretmu kesini?" tanya Pria itu, Danny memasang senyum getir. "sepertinya kau alih profesi!" sahutnya. Pria itu kembali mengisap rokoknya dan mengepulkan asap ke udara.

"Bukankah kau sendiri yang berkata, setiap orang memiliki kesempatan kedua. Aku memikirkan hal itu!" jawabnya. "jadi....kau melarikan diri ke sini. Sepertinya hidupmu jadi tenang?" sindir Danny.

Rocky membalas dengan senyum kecil, "setidaknya aku merasa jauh lebih baik selama beberapa tahun terakhir!" ia mendesah lalu membuang puntung rokoknya. Seorang ibu pemilik warung datang membawa secangkir kopi dan meletakannya di meja di depan Rocky dan Danny. Rocky segera memungut kopi panasnya dan menyeruputnya.

"Kau belum mengatakan keperluanmu ke sini?" tanyanya. "aku mencari seseorang!" jawab Danny. "huh....belum lelah mencari orang, siapa kali ini?"

Danny melirik ke arah bukit, "kau tahu apa yang ada di sana?" desisnya. Rocky mengikuti arah pandangannya, "itu tempat terlarang, penduduk sekitar sini tak ada yang berani datang ke sana. Karena siapapun yang mendekat tidak akan pernah kembali!"
"Kau pernah mencoba?"
"Aku memutuskan untuk pensiun membuat ulah, lalu untuk apa aku ke sana!"

Danny mengangguk pelan, "Erika pasti bahagia melihatmu sekarang?" sanjung Danny. Rocky menatapnya, "sekarang...., aku bisa melihatnya setiap saat. Dia tersenyum padaku, dan itu membuatku tenang!" sahut Rocky.

"Rocky!"
"Budi, itu nama asliku. Erika memanggilku dengan nama itu!"
"Ok, itu terdengar lebih baik!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun