Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Honor (Part 2)

20 Juli 2014   04:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kau kenal dia kan. Memang belakangan dia bertugas di sektor Barat, tapi dia masih menjadi yang terbaik!" seru Pak Raihan.
Ibu Marta jelas mengenali Danny Hatta pula.
" Kenapa harus dia?"
" Bukankah sudah aku jelaskan!"
" Dalam bertugas dia sering melakukan hal yang gila, aku tahu beritanya dulu!"
Kalimat wanita itu seperti menolak Danny, sebenarnya bukan itu alasannya.
" Aku mengerti Marta, tapi kami tak memiliki yang lain saat ini. Semua sudah mendapat tugas masing-masing. Setidaknya dia belum pernah tewas dalam tugas!"

Memang belum pernah tewas, jika sudah berarti yang sekarang berdiri adalah hantu. Tapi hampir tewas itu sering.
" Sepertinya kau tidak suka, kenapa? Akubrasa Presiden saja tidak akan menolak jika dia ku ajukan pada beliau!" bela Raihan.
Marta melirik putrinya yang masih menikmati wajah Danny.
" Alicya!" desisnya, Alicya mendengar suara ibunya, ia pun mengalihkan pandangannya.
" Raihan, bisakah kita bicara berdua saja!" pintanya.
Raihan menoleh ke arah mereka. Dan ketiganya mengerti, lalu mereka undur diri keluar. Alicya sendiri juga ikut menyingkir.

" Baiklah, asal dia bisa menjamin keselamatan ku dan keluargaku!"
" Tentu, dia rela mengorbankan nyawanya demi mengabdi negara. Itu sudah sering terjadi, kau tak perlu khawatir!"
Marta mendesah.
" Atau kau takut putrimu jatuh hati padanya, karena dia sudah beristri!"
" Itu bukan sebuah alasan!"
" Baiklah, aku harus pergi. Ada janji dengan orang lain. Semoga harimu menyenangkan!" katanya berdiri lalu pergi. Marta masih duduk di sana.

Danny sudah berdiri di dekat mobilnya sendiri, ketika Pak Raihan mendekat ia memberi hormat di ikuti yang lain.
" Kolonel Danny, Ibu Marta akan pergi besok, kau harus memastikan beliau aman!"
" Siap pak!" jawabnya.
" Alicya memang sedikit bisa mengganggu konsentrasi, hati-hatilah!" katanya lalu masuk mobil.

Danny tak mempermasalahkan hal itu, bikan Alicya yang mengganggu pikirannya. Secantik apapun dia, hanya Sarah yang bisa menggodanya. Yeah... Sarah was a wonder women, for him. And no one can change her.
Danny masuk ke dalam mobilnya sendiri. Tugasnya adalah mengawal Ibu Menteri keluar dari rumah hingga kembali ke rumahnya dengan selamat. Jika berada di dalam rumah penjagaan sudah cukup ketat, tak perlu terlalu di khawatirkan.

Danny menelpon salah satu anak buahnya yang ada di dalam mobil di belakangnya, ia menyuruh mereka pulang saja. Sementara dirinya mampir ke suatu tempat. Ia ingin membeli hadiah untuk Sarah atas kehadiran cabang bayi mereka yang kemarin mereka ketahui. Tapi biasanya Sharon pasti akan minta juga jika mamanya mendapat hadiah. Makanya ia juga membeli satu lagi untuk putrinya.

Ia sedang di toko perhiasan, mengamati sebuah gelang yang cantik dan elegan. Toko perhiasan itu cukup besar dan letaknya di ujung jalan di persimpangan. Kebetulan pembelinya sedang tak terlalu banyak.
Ada dua orang wanita yang hendak membeli perhiasan, dari pintu masuk ada tiga pria memakai jacket warna hitam dan kaca mata hitam pula. Ketiganya masuk dengan tenang dan sepertinya sedang mengamati suasana. Tiba-tiba sebuah letusan senjata api menggelegar, membuat beberapa orang menjerit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun