Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Honor (Part 2)

20 Juli 2014   04:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari sabtu selalu Danny habiskan bersama keluarganya. Mereka pergi piknik ke cipanas. Bermain sepuasnya dengan Sharon. Gadis kecik itu yang membuat Danny melupakan semua masalah pekerjaannya.

Di lain pihak.

Di kediamannya, Marta sedang duduk di ruang kerjanya. Memeriksa beberapa file dan laporan. Putrinya Alicya masuk.
" Ma, istirahatlah. Ini kan hari libur!" katanya.
" Mama hanya memeriksa beberapa file saja! Lagipula mama tidak bisa tidur beberapa hari terakhir!"
" Bukankah pihak Departement akan mengirim seseorang !"
" Iya, ku dengar dia memiliki prestasi yang bagus. Semoga saja! Dimana adikmu?"
" Biasa, paling menghabiskan waktu bersama teman-temannya!"
" Dia sudah besar, seharusnya dia bisa mengurangi kegiatan yang tak berguna itu!"

Ibu Marta memiliki dua orang anak, yang pertama adalah Alicya ( 30 th ) ia belum menikah, ia bekerja sebagai asistan mamanya sendiri. Yang kedua Bobby ( 26 th ) ia baru saja lukus S1 dan belum bekerja tetap. Ia masih sering bermain-main dengan teman-temannya. Suaminya sendiri seorang pengusaha besar yang juga merupakan mantan anggota legislatif, ia sudah pensiun tapi masih aktif di perusahaannya sendiri.

**********

Hari Minggu....

Danny sudah di dalam mobilnya dalam perjalanan ke kediaman Ibu Menteri Luar Negeri. Di depannya mobil Dinas yang berisi Menteri Pertahanan dan dua pemgawalnya. Perjalanan menuju ke sana berjalan begitu lancar. Mereka memasuki rumah yang sudah di jaga oleh beberapa aparat. Sudah cukup ketat, kenapa perlu agen kusus untuk menjadi pengawalnya.

Itu bukan Rumah Dinas tapi milik pribadi, Ibu Menteri memang lebih suka tinggal di rumahnya sendiri ketimbang di rumah Dinas. Rumah itu begitu megah dengan penjagaan super ketat, apa yang perlu di khawatirkan? Musuh tidak akan bisa masuk sepertinya, kecuali seorang bandit yang handal menyamar masuk sebagai pelayan. Danny terfikir ke sana juga. Kemungkinan itu ada kan.

Mereka masuk ke ruangan pertemuan, rumah itu memiliki sebuah runagan kusus untuk pertemuan-pertemuan penting. Danny dan dua pengawal pak Raihan berdiri siaga. Nama kedua orang itu adalah Darma dan Agus. Pak Raihan sendiri dudukdi sebuah kursi empuk nan nyaman, menunggu temannya datang. Ibu Marta dan pak Raihan adalah teman yang cukup akrab sejak sama-sama masuk politik.
Danny membawa beberapa anak buahnya juga tapi mereka menunggu di luar.

Dua orang perempuan datang ke tempat itu, seorang sudah cukup berumur tapi dia masih sangat rupawan, dari gesturnya sudah pasti itu Ibu Marta. Seorang lagi masih muda tak kalah cantik pula. Ibu Marta berjabat tangan dengan pak Raihan, mereka pun duduk di sana. Alicya ikut duduk. Matanya memperhatikan ketiga orang yang berdiri di sana, dua di antara iabkenal karena sudah sering melihatnya. Satu lagi, mata Alicya terkunci padanya. Dia sangat tampan, dan terlihat berwibawa. Wajahnya juga tidak asing, Alicya pernah melihatnya muncul di surat kabar beberapa tahun lalu saat Danny masih aktif tergabung dengan interpol. Alicya sudah bisa mengenalinya, pria itu adalah Danny Hatta yang fenomenal. Meski sekarang sudah tak pernah muncul lagi di surat kabar, karena memang dia cuti dari aksinya selama 7 tahun terakhir ini. Alicya tak melepaskan pandangannya dari Danny.

Tapi Danny sendiri malah terus memperhatikan Ibu Menteri, ia merasa tidak asing dengan wanita itu. Padahal ini pertama kalinya ia berhadapan langsung dengannya. Ada sesuatu yang mengganggu di jiwanya. Perempuan tua itu menyadari tatapan Danny, ia juga menatapnya. Danny langsung mengerling, mengalihkan pandangannya. Ia malah menemukan mata Alicya yang terus memperhatikannya dan memberinya sebuah senyuman manis yang membuatnya semakin cantik. Sarah memang tak secantik gadis itu, tapi ia sangat mencintai Sarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun