Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Fantasi] Dimensi Ketiga; The Fairy & I

17 September 2014   23:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami peri kupu-kupu, apa kau sadar sekarang besar tubuhmu tak seperti saat di dunia manusia. Kau mengecil!"
"Benarkan?" aku melihat diriku sendiri, tak terlihat perubahan apapun.
"Ayolah. Ku ajak ke suatu tempat!" katanya membawaku memasuki sebuah ...istana. Ya istana, memang tidak seperti istana di dalam film disney. Tapi kelihatannya indah.
Kami memasukinya, di dalamnya benar sangatlah indah. Ares memperkenalkan ku pada semua anghota keluarganya. Katanya dirinya pangeran peri. Ia sengaja mengunjungi taman bunga kami di dunia manusia.

Tapi malah terjebak karena pintu dimensinya keburu ketutup. Dan hanya bisa terbuka di saat tengah malam tiba. Aku juga ingin tinggal di tempat seperti itu. Pasti menyenankan, punya sayap. Bisa terbang kemana saja.

"Ares, lalu siapa nama aslimu?"
"Namaku Eldar!"
"Eldar, itu bagus. Tapi aku lebih terbiasa memanggilmu Ares!"
"Terserah kau mau memanggilku apa!"
"Jadi setiap tengah malam kau pulang ke sini, dan kembali lagi sebelum fajar!"
"Ya!"
"Kau curang, kenapa baru beitahu aku sekarang!" kesalku.
"Ku pikir kau tidak akan percaya dunia peri!"
Aku malah tertawa....
"Aku sering membayangkan seperti apa rupa peri itu sesungguhnya sejak aku kecil!"
"Benarkah?"
"He em."
"Sekarang kau sudah lihat!"
"Jadi....kalian bersinar jika terkena sinar bulan, dan sayapmu akan muncul?"
"Bgitulah!"
"Tapi di siang hari kau tidak akan terbakar seperti vampir kan?" candaku dengan tawa.
"Tentu tidak, aku tidak apa-apa kan membantu ayahmu di kebun bunga?"
"Apa vampir juga benar ada?"

Ares terdiam mendengar pertanyaanku. Lalu dka menyentuh wajahku, lembut.
"Jangan berfikir yang macam-macam. Manusia bisa melihat peri hanya jika mereka percaya peri itu benar ada. Dan tentunya, jika hati mereka putih!"
"Orangtuaku melihatmu!"
"Sebagai manusia, bukan sebagai peri. Kau bisa melihatku di bawah sinar bulan, karena kau memiliki hati yang putih!"

"Apa kau akan tetap tinggal di rumah kami?"
"Ku pikir sudah waktunya aku kembali!"
"Tapi....!"
"Jangan khawatir aku akan sering mengunjungimu!"

Ares membawaku kembali ke dunia manusia sebelum fajar. Kami kembali ke bentuk semula. Paginya, Ares bilang sama papa, kalau ia sudah ingat semua dan harus pulang ke kota sebelah. Itu yang dia bilang. Papa dan mamaku bingung, karena Ares tak memberitahu apa nama kotanya. Aku hanya meringis geli.

Ada sesuatu yang aku sadari memang sejak Ares muncul di rumah. Otakku yang tadinya pas-pasan mendadak jadi pintar, kakiku yang tadinya sedikit pincang karena kecelakaan 5 tahun lalu juga sudah normal. Dan yang paling penting....Ares, setiap menjelang tengah malam ia mengetuk daun jendelaku. Dan mrngajakku berpetualang ke dunianya. Katanya di mana ada taman bunga yang indah mereka akan muncul untuk mengunjunginya, karena mereka adalah peri kupu-kupu. Dan taman bunga di belakang rumahku memang selalu mekar. Terkadang di siang hari aku juga seperti melihat Ares melayang-layang di atas bunga-bunga di kala puluhan kupu-kupu beterbangan di taman bungaku. Aku tidak akan pernah melupakannya. Meski sekarang aku sudah punya pacar, namanya Zach.

**********

Untuk melihat karya kompasianer lain silahkan kunjungi akun

Dan silahkan bergabung di

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun