Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Cinta yang Terlarang # 10 ; Kado Misterius

26 September 2014   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:31 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heah....
Jesie jadi bingung.
"Re, gue nggak ngerti deh. Gue lihat loe nggak suka gue deket sama Antony makanya gue dikit jauhin dia. Sekarang loe bilang loe nggak suka gue deket sama Axel, yang loe suka tuh siapa?"

"Loe!"
"Apa!"
"Gue suka sama loe Jes." tegasnya.

Jrenggg!
Reta suka sama gue?

"Maksud loe Re?"
"Dulu....gue selalu di sakitin sama cowo dan gue udah bosen? Gue nggak mau lagi suka sama cowo!"
"Tapi Re, nggak harus kaya' gitu."
"Gue tahu....loe nggak suka sama gue lebih dari teman. Tapi....gue suka banget sama loe, loe tuh beda dari orang lain. Loe tuh bukan cowo, tapi terkadang...loe juga nggak kelihatan kaya' cewe!"

Celeguk!

Jesie menelan ludah. Axel juga bilang gitu, katanya dirinya bukan cewe. Wuaduh.... Kalau begini jadinya... Gawat dong! Jesie menggaruk kepalanya. Mereka masih berdiri disana, berhadapan. Mareta menatapnya dalam dan lembut sementara Jesie sedang bingung harus bagaimana.

*****

Jesie berdiri di telaga seperti biasa, memikirkan semua perkataan Reta soal perasaannya. Baginya Mareta adalah teman baiknya, ia tak pernah berfikir kalau Reta punya penyimpangan. Mungkin juga bukan penyimpangan, mungkin dia hanya merasa tak ada cowo yang beneran suka padanya. Ia yakin kalau Reta masih normal, masih bisa suka sama cowo nantinya. Jesiw memunguti batu - batu kecil dan melemparnya ke telaga.

Sara sedang menuju toilet ketika ada seseorang yang menyeretnya dan menyandarkannya ke tembok.
"Axel!" desisnya.
Axel menatapnya tajam.
"Gue nggak suka loe gangguin Jesie!"
"Ma-maksud loe apa?"
Axel malah mengantamkan tinjunya ke arah Sara, seketika Sara memejamkan mata dan memiringkan kepalanya. Sebuah hantaman mengenai tembok, Axel memang tak berniat meninjunya beneran. Sara membuka mata perlahan dan menatap Axel yang terlihat marah padanya.
"Kalau loe gangu dia sekali lagi, gue nggak segan-segan bunuh loe. Ngerti!" gerutunya lalu pergi.

Sara masih diam di tempatnya, nafasnya tak teratur. Sepertinya Axel tak main-main.

Sial! Kenapa sekarang Axel malah peduli banget sih sama Jesie, bukannya dia nggak suka sama Jesie? Brengsek, gue harus cari cara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun