Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sayap - sayap Patah Sang Bidadari ~ Inheritance #Part 17

13 Oktober 2014   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:13 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu Nicky mengenalnya. Pria ini pacar tantenya, Lisa. Mereka bertemu beberapa kali saat Burhan mengantar Lisa pulang. Meski Burhan tak pernah masuk ke dalam rumah.

"Dan, apa yang kau lakukan di sini, Bukankah ini terlalu jauh dari rumahmu?"
"Temanku mengalami kecelakaan, kebetulan lokasinya di daerah ini!" jawab Nicky dengan nada yang sedikit....., aneh. Ia memandang Burhan dengan curiga, entah curiga untuk apa? Tanpa bicara lagi Nicky berbalik, melangkah ke kamar Daren yang sudah tinggal beberapa langkah lagi. Ia pun masuk ke dalam sana. Terlihat anak muda itu masih terkapar lemah di atas ranjang. Cup oksigen menutup hidung dan mulutnya. Perban melingkari kepalanya, memang benar itu Daren. Sebenarnya Nicky memang sudah yakin sejak Mela menelponnya, itu sebabnya ia tidak keberatan saat suster memintanya melunasi administrasinya.

Kenapa orang itu mengincar Daren? Apa yang sebenarnya ia inginkan, mereka pasti berniat membunuh Daren bukan tanpa alasan. Menculiknya dan langsung mendorongnya ke jurang, itu rasanya tidak mungkin! Apa Daren mengetahui sesuatu, atau ada yang mereka inginkan tapi Daren tak memberikannya?

Nicky memandang pemuda yang baru 3 tahun masuk bergabung dengan Harris Group itu. Hubungan mereka memang cukup intim. Nicky menganggap semua bawahannya adalah teman kerja, itu bisa menghidupkan suasana yang menyenangkan di dalam kantor. Dengan begitu mereka semua akan merasa benar di hargai, dan bisa menghargainya juga sebagai atasan. Ia bahkan tak pernah membedakan staf lama atau pun baru. Dan nyatanya memang membuahkan hasil, keakraban yang tercipta membuat semuanya jadi nyaman bekerja dan nyaris tidak ada keluhan. Itu sebabnya banyak yang menginginkan Nicky yang menggantikan William sebagai PresDir di Harris Group. Ia mewarisi sifat kakeknya, hanya saja Nicky terlihat lebih cuek jika berhadapan dengan wanita, meski begitu banyak juga gadis yang mengejarnya.

Burhan mengintip dari kaca di pintu, ia mengepalkan tinjunya dengan geram.

Brengsek, seharusnya aku bisa datang lebih awal dan membereskan bocah ingusan yang sombong itu. Dia tidak boleh hidup, tidak boleh membuka mata dan berbicara dengan Nicky ataupun polisi.

Burhan tahu polisi juga akan segera datang untuk mencari keterangan penyebab kecelakaan itu. Itu sebabnya ia harus sembunyi dulu dan mencari waktu yang tepat sebelum Daren membuka matanya dan mengucap sepatah kata. Ia melangkah pergi dari sana, semoga saja Nicky tidak curiga padanya.

Nicky tampak menelpon seseorang, dan berbicara serius. Itu Brian, yang ada di seberang teleponnya. Ia berniat memindahkan Daren dari rumah sakit itu dan meminta beberapa anak buah Brian menjaga ruangannya nanti, untuk keamanan. Ia yakin penjahat itu pasti akan datang dan kembali membunuh Daren jika tahu anak itu masih hidup. Dan untungnya ia datang lebih dulu ke sana sebelum ada yang mendahului.

Andre berjalan ke ruangan Daren, di sela langkahnya sebuah panggilan masuk mengusiknya. Ia pun memungut hpnya, itu Mela.

"Iya Mel!"
"Bagaimana, apakah itu benar Daren?" cemasnya.
"Iya, itu memang dia."
"Bagaimana keadaannya?"
"Aku masih belum tahu, aku bahkan belum melihatnya." jawabnya sambil berjalan kembali.
"Dia akan hidup kan?"

Andre tertawa kecil, "sepertinya kau cemas sekali, apa hatimu sudah berpindah?" guraunya, Mela yang memendam perasaan untuk Nicky memang di ketahui oleh teman-teman terdekatnya, termasuk Andre. Bahkan sebenarnya Nicky pun tahu hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun