"Itu Daren Harlys, untuk sementara dia akan tinggal di sini juga!" seru William memperkenalkannya. Liana menoleh ke arah Daren yang tersenyum padanya, ia pun membalas senyuman itu sejenak. Ia tak mau senyum lama-lama nanti Nicky mengira dirinya mencari perhatian pada temannya. Cucu kakek yang satu itu kan lidahnya tajam sekali. Lebih tajam dari mata samurai.
Mereka kembali berbincang, bahkan ada tawa di antara mereka berempat. Rey melihatnya dari atas. Dia tidak mau ikut turun, sepertinya muncul ide lain di otaknya yang membuatnya tersenyum sendirian. Lalu ia pun menyingkir kembali ke kamar.
Akhirnya Brian pamit pulang dulu, ia menempatkan beberapa anak buahnya di rumah itu untuk membantu memperkuat pengamanan. Daren masuk ke kamar untuk istirahat, ia masih membutuhkan Bedrest agar kondisinya cepat pulih. Nicky sendiri sudah tidak tahan ingin melempar tubuhnya ke bathtub, merendamnya dengan air hangat. Memulihkan sendi-sendinya yang serasa mau putus. William juga mengambil istirahat siang, sementara Liana akan sibuk membuat sesuatu di dapur untuk bisa di makan siang ini. Beberapa kue dan makanan kecil akan lebih enak di nikmati di siang hari saat di rumah ketimbang menyantap nasi dan lauk pauk. Setelah itu ia akan melanjutkan membaca buku yang di berikan kakek kemarin. Meski sebenarnya ia segan untuk mempelajari buku-buku tebal itu.
**********
Trilogi Sayap - sayap Patah sang Bidadari ~ Inheritance (first novel)
Di Jadwalkan tayang tiga kali seminggu, Senin, Rabu, & Jum'at.
Jika tak ada halangan ya....