Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Honor ( Part 26 )

7 November 2014   21:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

*****

Sementara Rusli dan Frans mengejar rombongan Damian yang menuju terowongan bawah tanah yang sebenarnya sudah lama di tutup. Ternyata selain mereka ada tim lain dari kepolisian dan juga TNI AD yang menerobos masuk melalui pintu belakang dan atap setelah melumpuhkan semua musuh yang berjaga di kedua tempat itu. Mereka sudah mengantisipasi bahwa kemungkinan besar terowongan itu pasti akan di gunakan oleh para penjahat itu. Maka dari pintu keluar terowongan itu juga sudah di siapkan pasukan, mereka masuk menelusuri terowongan itu untuk menghadang pihak musuh.

"Jangan bergerak!" teriak salah seorang prajurit.

Rombongan Damian laungsung berhenti, tanpa pikir panjang Rendi dan teman-temannya melontarkan tembakan ke arah lawan dan terjadi baku tembak di sana. Kesempatan itu juga di manfaatkan Brian, Bayu dan Ferdi untuk melawan meski kaki Ferdi masih sakit karena tertembak saat di ruang konferensi tadi.

Damian dan beberapa orang yang masih memegang Marta dan Alicya mencari jalan lain untuk melindungi diri. Mereka kembali ke pintu masuk terowongan itu.

Sementara Danny masih berduel dengan Hikaru, wanita itu berhasil menjatuhkannya beberapa kali. Tapi ia juga membalasnya beberapa kali pula. Sekarang giliran Danny menguasai arena, ia berhasil mengunci leher wanita itu, mencoba membuatnya kehabisab nafas. Tapi pertaruangan belum berakhir, Hikaru meraih sebuah pisau dari sakunya dan menancapkannya di paha kiri Danny. Membuatmya meruang seketika dan mengendurkan lengannya. Hikaru langsung menyikunya, memutar tubuhnya sendiri lalu menghantam wajah Danny hingga terpental.

"Danny!" desis Sarah.

Itu memang bukan pertama kalinya ia melihat Danny bertarung di depan matanya sendiri, tapi tetap saja kecemasan itu akan muncul. Danny meraba kakinya, ia mencoba mencabut pisau yang menancap di pahanya. Tapi belum berhasil Hikaru sudah melayang ke arahnya dan memberinya tendangan keras di dadanya hingga Danny terlempar dan terguling. Sarah semakin panik. Hikaru meliriknya, lalu menghampirinya. Dengan cepat ia meraih leher Sarah dan menekannya kencang. Sarah mencoba meronta, tapi semakin ia meronta cengkeraman di lehernya semakin kencang dan membuatnya tak bisa bernafas. Ia mencoba melepaskan tangan Hikaru di lehernya.

Danny melihat istrinya yang sekarat, ia segera mencabut pisau dikakinya lalu berdiri. Berlari tanpa memperdulikan rasa sakit di kakinya, dengan cepat ia menancapkan pisau itu ke jantung pemiliknya melalui punggungnya. Dengan seketika Hikaru terkejut. Darah keluar dari mulutnya, tapi ia masih tak melepaskan tangannya dari leher Sarah. Jika ia harus mati, maka wanita ini juga harus mati. Pikirnya.

Danny meraih lengan wanita itu, melintirnya keras hingga terlepas dari leher istrinya. Sarah merosot ke lantai sambil terbatuk-batuk memegang lehernya. Danny menatap Hikaru tepat di matanya, lalu melemparkan ke tembok dengan keras. Tubuhnya terhempas, pisau itu semakin dalam menancap jantungnya, Hikaru menatap Danny. Perlahan tubuhnya meluncur ke lantai bersama menutupnya matanya. Danny memandangnya sejenak, lalu ia menyadari suara Sarah. Ia segera menghampirinya,

"Sayang, kau tidak apa-apa?" paniknya meraih wajah istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun