Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kau dan Kenanganmu #Bab 6

18 Desember 2014   20:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Arjuna beralih ke sisi Airin dan hendak mengangkat tubuhnya. Tapi Airin menghentikannya, "Kau mau apa?"
"Membawamu kembali ke resort,"
"Aku bisa jalan!"
"Ku rasa belum,"
"Tapi....,"

Arjuna tak mau berargumen lagi, ia langsung mengangkat tubuh gadis itu ke dalam gendongannya dan membawanya kembali ke resort. Pria itu berjalan cukup cepat di bawah terik matahari. Terlihat keringatnya menetes dari wajahnya, dan bau parfumnya justru semakin semerbak mengelilinginya. Ia terus menagamati wajah pria itu selama perjalanan ke resort.

Sesampainya di sana, ternyata yang lainnya sedang bercanda santai di ruangan terbuka. Mereka merasa heran kenapa bosnya menggendong temannya seperti itu. Vida lengsung berlari menghampiri.
"Ada apa?"
"Tadi aku terjatuh!"
"Lalu bagaimana?"
"Sudah tidak apa-apa!" tambah Airin.
"Kakinya terkilir," sahut Juna.
"Hah...., Rin. Terus kaki kamu gimana?" panik Vida.
"Udah nggak apa-apa kok!"
"Ya udah, sebaiknya kamu istirahat aja ya di dalam!" seru Vida.

Arjuna membawanya ke dalam kamar Airin dan menaruhnya perlahan di ranjang.

"Apa perlu ku panggilkan dokter atau tukang pijit? Siapa tahu di sini ada!" tawar Vida,
"Tak perlu, ku rasa sudah membaik sekarang!" tolaknya.
"Maaf ya, membuat kakimu seperti itu!" desis Juna.
"Ini karena kecerobohanku saja, tak perlu merasa bersalah!"

Vida melihat sudah ada keakrapan di antara keduanya. Ia pun berniat menyingkir, "kalau begitu, aku keluar dulu!" seru Vida,
"Tunggu, ku rasa akan lebih baik jika kau saja yang menemaninya, kalian kan satu kamar!" katanya seraya berdiri.
Vida mengangguk saja, Arjuna keluar dari sana. Setelah pintu tertutup rapat, ia segera menghampiri temannya, memperhatikan kaki Airin dan menekannya dengan telunjuknya. Seketika Airin menjerit pelan.
"Auw! kamu ini apa-apaan, sakit tahu!"
Vida tertawa ringan sambil meringis, "maat, sakit beneran ya?"
"Ya iyalah, emang kamu pikir aku pura-pura?"
"Ya kali aja buat dapetin perhatiannya bos Juna!" timpalnya dengan tawa kecil.
"Emangnya kamu!" balas Airin. "eh, kenapa tadi kalian ninggalin aku? Kan aku sudah bilang, tungguin aku selesai dzhuran dulu!" kesalnya.
"Ehm...., ini idenya Rado. Kita emang sengaja ninggalin kalian berdua!"
"Rado?" heran Airin.

Bukannya selama ini justru Rado mencoba mendekatinya, tumben sekarang malah ikutan nyomblangin juga.
"Ngomong-ngomong....., tadi kemana aja?"
"Nggak kemana-mana!"
"Ah, yang bener?"
"Apaan sih. Please deh!" kesal Airin.

Vida hanya tersenyum, tapi ia senang dengan kedekatan dua orang itu. Dan sepertinya dengan cederanya Airin. Juna akan semakin perhatian dan Airin akan semakin sulit menghindar. Itu bagus untuk membuka sebuah hubungan. Jujur, Vida melihat Arjuna memang orang yang baik dan sopan. Dia pasti bisa menjaga perasaan temannya, dan juga bisa memahaminya.

**********

Terima kasih bagi sahabat yang sudah menyimak, cerbung ini bersambung sewaktu-waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun