"Kau akan selalu mendatangiku dan menjagaiku. Kau tak akan bosan melakukannya."
"Aku tak akan bosan. Tak mungkin bosan."
Dia tersenyum dan aku mengulurkan tangan untuk mengacak rambutnya.
"Pemandangan ini rasanya tidak asing ya," ucapku lalu tertawa kecil.
"Pemandangan a... oh! Aku mengobati noona? Ah ya benar, ternyata ini berulang lagi. Apakah noona jadi mudah terluka karena berada di dekatku?"
"Kurasa aku perlu mempertimbangkan apakah kau memang berbahaya untukku."
Mendadak dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik, "bagaimana kalau aku memang berbahaya?"
Aku mendorongnya jauh-jauh dan aku merasa wajahku panas.
"Apa-apaan sih kau? Suka sekali menggodaku."
Dia tertawa sangat puas, tapi meskipun aku merasa kesal padanya, aku tak pernah bisa benar-benar kesal, dan kesal itu tidak bisa bertahan lama.
"Ngomong-ngomong dimana hyong dan eonni kita?" tanyanya sambil melihat ke sekitar.