"Aku menyukaimu, Donghyun. Dan aku tidak suka melihat kau selalu berada di dekatnya. Kau selalu berada di Million Stars, matamu selalu mengarah padanya. Perhitunganku meleset saat kau menolongnya di Haunted Maze. Dan kukira dengan menyebarkan gossip tentang Choeun-ssi dengan perantara para ahjumma dan melakukan sedikit hal dengan Million Stars, kau tidak akan kesana lagi. Kalau caf itu ditutup, aku akan sering melihatmu di kampus. Kau akan bermain basket dan sepakbola dengan lebih sering..."
"Tidakkah kau merasa tindakanmu itu begitu egois?"
"Aku tau. Tapi aku benar-benar menyukaimu. Mungkin kau tak ingat, tapi aku melihatmu pertama kalinya tiga tahun yang lalu. Waktu itu kau bersama dengan tim basketmu datang ke sekolah kami untuk menghadiri pertandingan persahabatan. Dan aku tidak bisa melupakan sosokmu sejak hari itu. Kau tak tau betapa bahagianya aku ketika melihat namamu ada di daftar mahasiswa di universitas kita. Dan kita bahkan ada di fakultas yang sama."
Ketika menceritakan semua ini, mata Hyunah terlihat berbinar senang. Tapi itu tidak membuatku bahagia. Di satu sisi, aku malah takut. Dia tak tampak cantik dengan binar mata itu. Dia malah terlihat... terobsesi.
"Dan ketika aku pertama kali melihatmu di kelas, aku langsung mengenalimu. Betapa senangnya aku juga, ketika aku mengunjungi Million Stars, aku melihatmu disana. Dan kita bertemu lagi sebagai sesama kapten basket. Aku merasa nasib baik berpihak padaku," ceritanya terdengar ceria, namun sedetik kemudian, suasana hatinya berubah, "tapi aku melihat matamu... selalu tertuju pada Choeun-ssi. Dimanapun aku melihatmu bersamanya, kau selalu memandangnya, seakan tak ada orang lain lagi di sekitarmu. Kau hanya memperhatikannya. Memang aku tau Choeun-ssi adalah pacar Chungdae-ssi, tapi sepertinya Chungdae-ssi tidak bisa selalu bersama dengannya, dan malahan kau yang selalu ada di sisinya."
Perasaan tidak enakku terbukti. Ternyata Choeun noona menjadi celaka karena perasaanku padanya.
"Jadi kupikir kalau aku bisa menyingkirkan Choeun-ssi dari sisimu, kau akan bisa memperhatikanku..."
"Kau salah," potongku, "tidak masalah ada atau tidaknya Choeun noona di sisiku, mata dan hatiku memang hanya tertuju padanya."
Aku bisa merasakan pandangan Choeun noona, dia sekarang sedang memandangiku. Aku gugup, karena ini terasa seperti aku mengungkapkan perasaanku padanya, perasaan yang kupendam semenjak terakhir kali aku mengungkapkannya di hari berhujan di musim panas beberapa tahun yang lalu, ketika aku tau Choeun noona memilih Chungdae hyong daripada aku. Tapi aku harus mengatakannya sekarang, untuk menghentikan Hyunah, juga untuk membuat Choeun noona sadar, perasaanku tidak pernah berubah padanya.
"Kau tidak tau cerita apa yang ada di masa lalu kami. Namun tidak hanya karena itu aku mencintainya. Aku mencintainya karena dia adalah Baek Choeun. Dia yang selalu ceria, dan ketika aku tidak bersamanya, aku selalu merindukannya. Maafkan aku Hyunah-ssi, apapun yang kau lakukan, kau tidak bisa membuatku berhenti memandangnya."
Mata Hyunah membesar dan dia tampak marah.