Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.
- EXO -- Beautiful
- Kim Ez -- Because of You
- Kim Minseung -- Boom Boom Boom
- SEVENTEEN -- Campfire
- GOT7 -- Confession Song
- K.Will -- Day 1
- SF9 -- Different
- Chen & Punch - Everytime
- Sondia -- First Love
- Yook Sungjae -- From Winter
SPECIAL APPEARANCE:
4 COLLEGE STUDENTS: SNSD Yoona, Kim Sejeong, BLACKPINK Jisoo & Kwon Nara
Eun Sangyoo: (changed cast) G-IDLE Miyeon
HWAN EUNYUL'S POV
Akhirnya kegiatanku hari ini sudah selesai. Aku merapatkan syal di leherku. Cuaca sudah semakin dingin saja dan pasti salju bisa turun kapan saja beberapa hari ini. Mendadak aku teringat pada Choeun yang, meskipun menyukai musim gugur, juga sangat menyukai musim dingin. Dasar manusia salju yang satu itu. Tapi ngomong-ngomong aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku harus meluangkan waktu menemuinya. Aku menuruni lift sambil melihat ponselku. Kemana Dongsun? Tadi pagi memang kami berjanji untuk pulang bersama, tapi dimana dia sekarang? Lebih baik aku meneleponnya.
"Yeoboseyo... Dongsun-ah, kau dimana? Oh, wawancara? Oh baiklah, aku akan pulang duluan. Ya, aku akan berhati-hati. Sampai ketemu!"
Katanya Dongsun akan diwawancara majalah sekolah. Syukurlah, itu tandanya dia akan semakin terkenal. Aku akan pulang sendirian saja, ah, mungkin aku akan ke tempatnya Choeun saja. Biar aku tanya dulu dimana dia.
"Eh kalian lihat mereka disana? Apa yang mereka lakukan?"
"Ya ampun, itu kan Min Dongsun?"
Mau tidak mau aku menghentikan langkahku. Rasanya aku mengenal empat orang gadis itu... oh! Aku ingat mereka ini gadis-gadis yang bergosip tentang Dongsun dan Haneul-ssi di acara pengumuman lomba fashion show bulan lalu. Mereka ini yang duduk di barisan di depan kami. Dan mereka sekarang sedang membicarakan siapa? Dongsun lagi? Kenapa mereka berkerumun disana?
"Mereka terlihat cocok ya. Aku setuju padamu, kurasa aku akan menjadi penggemar pasangan Dongneul."
"Kau bukan penggemar pertama mereka ya, aku duluan yang mendukung mereka."
"Tapi aku duluan yang memberi mereka nama pasangan Dongneul."
Entah apa yang membuatku lebih marah, pembicaraan mereka atau apa yang kulihat di dalam ruangan tak jauh dari tempatku berdiri. Melalui jendela, aku bisa melihat, tidak salah lagi, itu Dongsun, meski aku hanya melihat sosoknya dari belakang, dan dengan jelas wajahnya bisa kullihat adalah Haneul-ssi. Mereka terlihat bahagia, meski aku tidak bisa melihat wajah Dongsun, melihat Haneul yang tertawa, di kepalaku terngiang suara tawa Dongsun. Apa yang mereka lakukan di dalam ruangan itu berdua? Aku bahkan tidak tau ruangan apa itu.
"APA KALIAN LIHAT ITU? MEREKA BERPEGANGAN TANGAN!"
Hatiku sakit saat melihat Dongsun memegang tangan Haneul: aku bisa melihatnya dengan jelas. Kau bohong, Dongsun. Kau bilang kau akan berusaha tidak menyakitiku. Tapi apa yang terjadi sekarang? Apa yang kau tutupi dari aku? Aku masih ingat aku melewatkan makan malam, aku tidak menemui Choeun dan bahkan aku berpura-pura tidur awal malam itu, padahal aku tidak bisa tidur sampai malam sekali. Dongsun, kau benar-benar membuatku kecewa.
***
MIN DONGHYUN'S POV
Akhirnya selesai juga aku merekam konten hari ini. Untungnya hari ini lapangan basket cepat kosong, jadi aku bisa memakainya untuk merekam permainanku dan mengajarkan beberapa trik juga di dalam videoku. Aku tinggal pulang dan mengeditnya supaya aku bisa mempostingnya besok. Kulepas ponselku dari tripod dan merebahkan diri di atas kursi panjang di pinggir lapangan. Aku capek, biarkan aku beristirahat sebentar. Posisi ini juga nyaman sekali untukku. Aku menekan-nekan ponselku dan membalas beberapa pesan dari Kakao Talk group kami. Group ini masih saja ramai. Sebenarnya cukup lucu bagaimana group kami bisa bertahan sejak kelas satu SMA sampai sekarang. Memang kelas kami banyak yang terpisah ketika kami naik ke kelas dua, tapi keakraban kami tidak berkurang sedikitpun. Yang paling ramai tetap saja adalah Youngkyong dan Chinye.
Donghyun-ah!
Tiba-tiba pesan pribadi dari Chinye masuk dan aku langsung saja membalasnya selagi aku masih memegang ponselku.
Ada apa?
Kau sudah baca ini belum?
Chinye mengirimiku sebuah link yang mengarahkanku ke aplikasi Instagram. Ada sebuah postingan dari akun yang tidak kukenal muncul dari link itu.
BOIKOT MILLION STARS!
Dua hari yang lalu kami mengunjungi caf Million Stars yang terkenal itu. Aku mengunjunginya dengan dua orang temanku. Kami memesan tiga minuman yang berbeda dan tiga kue yang berbeda. Awalnya segalanya baik-baik saja, tapi kue yang mereka jual adalah kue yang sudah tak layak dimakan. Padahal mereka caf yang terkenal, tapi bagaimana mungkin mereka menjual kue yang seperti itu? Memang benar pemiliknya sudah minta maaf dan membayarkan tagihan kami. Tadinya aku juga tidak mau memikirkan masalah ini lagi. Memang perutku terasa tidak enak semenjak kejadian itu, tapi aku tidak benar-benar memikirkannya. Tapi perutku jadi sangat sakit pagi ini dan sekarang aku dan kedua temanku dirawat di rumah sakit! Kali ini aku benar-benar tidak bisa tinggal diam. Aku kecewa sekali dengan caf ini. Aku akan menuntut mereka untuk bertanggungjawab dan menutup cafe jelek itu!
Aku langsung duduk. Postingan itu ditanggapi oleh lebih dari 100 balasan, ini bukan masalah biasa. Apa yang sebenarnya terjadi? Choeun noona... aku tak bisa membiarkannya sendirian di saat seperti ini!
Suasana di pelataran caf sangat ramai. Ada banyak orang yang berteriak-teriak dan ada juga yang membawa papan berisi protes untuk Million Stars. Perlu usaha keras untuk menyeruak di antara mereka dan aku menabrak beberapa orang, tapi aku tidak perlu susah payah menyampaikan maafku, yang ada di pikiranku sekarang hanyalah Choeun noona. Aku melihat pintu caf hampir ditutup dua lapis, dan di celah kecil tempat aku masih bisa melihat pintu kaca, ada papan kecil ditempel disana yang bertuliskan "close", padahal sekarang baru jam tujuh malam. Kurasa mereka memutuskan menutup caf karena keadaan tidak aman sekarang. Aku mengetuk pintu dengan keras.
"Maaf, untuk sementara kami tu... Donghyun-ssi?"
Untunglah seseorang yang mendekati pintu rupanya mengenalku, dia Sangyoo-ssi.
"Sangyoo-ssi. Apakah Choeun noona ada?"
"Ya. Masuklah."
Aku agak bersusah payah masuk ke pintu caf yang dibuka sedikit, cukup untuk ukuran badanku saja. Ada sekitar 5 pelayan termasuk Sangyoo-ssi di caf, dan ada Bojin hyong di balik counter. Dia cepat-cepat menghampiriku, wajahnya menyiratkan kepanikan yang mendalam.
"Donghyun, apakah kau sudah dengar?"
"Ya, karena itu aku datang, hyong. Dimana noona?"
"Keadaannya tidak baik. Ayo kita bicara dengannya."
Aku nyaris berlarian menuju ke kantornya. Ketika kubuka pintu kantornya, Choeun noona berjalan mondar-mandir sambil sesekali menggigiti kuku-kukunya. Dia jarang sekali melakukan itu kalau dia tidak benar-benar sedang panik. Aku menghampirinya dan memegangi tangannya.
"Noona, hentikan."
"Dong... hyun?"
Uh
In between your soft hair
Your eyes shine on me
Like starlight
You came to me at the end of hard day
The desperate prayers of a small boy finally reached you
Without color, scent or sound
You came into my heart
Like the color of the clear street after the rain
You resemble that freshness, my goddess
A flower rises in the sky
Spring blossoms on the ground
You can't stop it, it's been decided since the start
Love
My heart is pulled to you, love
The moment your breath touches me
Your scent colors me in
Beautiful beautiful
Your body movement resembles a flower petal
Oh you beautiful beautiful
I worry that you will break
Oh you beautiful beautiful
So I can't even hug you all I want
Oh you beautiful beautiful
My dazzling love
(EXO -- Beautiful)
Matanya menatap lurus ke mataku, tapi sorot matanya terlihat sedih, bahkan matanya agak kemerahan.
"Bagaimana ini? Mereka akan menutup Million Stars, mereka akan memboikot tempat ini, tempat impianku, tempat yang membuatku bahagia..."
"Tenang noona, mereka tak akan melakukannya."
"Tidak, mereka pasti akan melakukannya."
"Mereka tidak akan bisa menutup cafenya."
"Aku akan kehilangan segalanya..."
"Noona dengarkan aku!" ucapku agak keras.
Aku memegangi lengannya dan membuatnya menghadapku.
"Noona, tatap aku!"
Choeun noona menatap mataku dan aku tau aku perlu benar-benar menenangkannya dulu.
"Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan sesuatu terhadapmu ataupun Million Stars. Setidaknya, selama aku ada di dekatmu. Percayalah padaku, ya?"
"Tapi bagaimana kalau semua itu memang salah kita?"
"Karena itu noona harus tenang dulu dan ayo kita bicarakan dulu. Itulah sebabnya Bojin hyong juga ada disini."
Aku membawanya duduk di sofa bersamaku dan Bojin hyong duduk di sofa di hadapan kami.
"Ayo kita runut kejadiannya satu persatu," ajakku yang berusaha keras membuat pikiranku focus disini.
Aku harus menolong Choeun noona, apapun resikonya. Tapi kemana Chungdae hyong di saat seperti ini?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H