Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] A Winter Story [28/End]

1 Januari 2021   18:53 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Juni sudah tiba. Valene ingin sekali berangkat ke Korea lagi karena sudah hampir 6 bulan dia tidak bertemu muka dengan pacarnya yang tampan. Tapi sayangnya, ketika mengecek saldo tabungannya, dia tau itu tidak memungkinkannya untuk berangkat. Dengan lesu Valene membaca pesan yang dikirim oleh Nancy. Sudah lama juga Valene tidak bertemu dengan ibu hamil 2 bulan itu. Nancy agak dikurung oleh Andrew semenjak Andrew tau sang istri hamil muda. Valene merindukannya dan saat ini merasa kesepian, meskipun pekerjaannya yang padat membuat dirinya sendiri nyaris tidak bernafas.

Valene, kau sudah pernah ke "J" Coffee Shop yang baru buka dua bulan lalu itu belum? Yuk kesini, kebetulan aku disini dengan Andrew

Valene memutar bola matanya dan dia baru ingat bahwa dia memang belum pernah mencoba coffee shop yang baru itu. Dengar-dengar owner-nya adalah orang Korea, tapi Valene sendiri masih kurang informasi. Tapi berhubung Nancy mengajaknya kesana dan dia sudah pulang kerja, dia ingin mencobanya juga.

Oke, aku kesana

Valene menaiki motornya dan memacu kendaraannya dalam jalanan petang kota Palembang yang sibuk dan padat di malam Minggu ini. Setelah rasanya hampir sepuluh menit berkendara, Valene memarkir motornya di depan Coffee Shop yang tampaknya ramai itu. Huruf "J" yang terpampang di depan cafenya bersinar dengan warna hijau metalik dan sangat menyolok. Valene mendorong pintu caf terbuka dan seorang pelayan cantik menyambutnya.

"Selamat malam, Anda datang dengan berapa orang?"

"Saya mencari teman saya... oh, itu dia!"

Nancy melambai dari meja yang ada di tengah ruangan dan Andrew duduk membelakangi pandangan Valene. Sang pelayan mengantar Valene untuk duduk di kursi untuk berlima itu. Valene duduk di samping Nancy.

"Kenapa kalian pilih meja untuk berlima? Kita kan Cuma bertiga."

"Sekarang memang Cuma bertiga sih. Tapi nanti kita jadi berlima."

"Hah? Kok bisa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun